Digitalisasi Manajemen Membuat Industri Makanan Tumbuh Melesat
Kendati pertumbuhannya mengalami koreksi di masa pandemi, industri makanan dan minuman juga terbukti tahan banting.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memasuki tahun 2021, pertumbuhan industri industri makanan dan minuman diprediksi dapat tumbuh lebih baik lagi.
Dengan berlangsungnya era kenormalan baru dan penemuan vaksin covid-19, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) memperkirakan pertumbuhan industri mamin pada 2021 akan tumbuh sebesar 5 hingga 7 persen.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan, pertumbuhan industri ini sepanjang 2020 hanya mencapai 3 persen, padahal normalnya tumbuh di kisaran angka 7 hingga 9 persen.
Selain pembatasan sosial, melemahnya daya beli masyarakat juga menjadi salah satu penyebabnya.
Kendati pertumbuhannya mengalami koreksi di masa pandemi, industri makanan dan minuman juga terbukti tahan banting.
Ketika ekonomi nasional mengalami kontraksi hingga -5,32% pada kuartal II (April-Juni 2020), industri makanan dan minuman masih bisa tumbuh 0,22%.
Baca juga: PGN Incar Penambahan Pelanggan di Segmen Industri Komersial
Jumlah ini kian meningkat pada kuartal III (Juli-September 2020).
"Ketika kontraksi menginjak angka -3,49%, angka pertumbuhan bertambah hingga 0,66 persen," kata Adhi S Lukman, Selasa (26/1/2021).
Dikatakan, tingginya kebutuhan masyarakat akan beberapa kategori pangan seperti susu, makanan beku, bumbu-bumbu serta makanan instan seperti mie, sereal dan pasta turut menjadi penunjangnya.
Tentu saja hal ini menjadi momentum bagi pelaku industri untuk bangkit dan mengejar ketertinggalannya.
Terlebih, pandemi juga seolah memaksa pelaku usaha melakukan transformasi digital dengan lebih cepat demi mencapai pertumbuhan bisnis yang diharapkan.
Dongsung Food, sebuah perusahaan makanan asal Korea Selatan yang memproduksi dan mendistribusikan beberapa produk pangan seperti mie, kue beras dan saus adalah salah satu contohnya.
Sejak 2004, memutuskan menerapakan digitalisasi manajemen berteknologi ERP (Enterprise Resource Planning) berbasis cloud, tahun 2010 berhasil mendebutkan penjualan sebesar 32,4 miliar won, naik lima kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Lima Solusi Keamanan Siber untuk Pebisnis UMKM di Masa dan Pasca Pandemi