Mobil Bekas LCGC Terdampak Relaksasi PPNBM, Konsumen Bimbang?
Relaksasi Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM) dicanangkan mulai diterapkan pada Maret 2021 mendatang
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relaksasi Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM) dicanangkan mulai diterapkan pada Maret 2021 mendatang.
Meski Menteri Keuangan, Sri Mulyani belum mengetok palu usulan Menteri Perindustrian, hal ini cukup menarik perhatian banyak pihak, termasuk para pedagang mobil bekas (Mobkas).
Owner Showroom mobil bekas Indigo Auto, Yudy Budiman mengatakan bahwa isunya cukup membuat para konsumen mobil bekas bimbang.
Baca juga: Produksi LCGC ADM Tembus 1,1 Juta Unit dalam 1 Windu
Baca juga: Permintaan Mobil Bekas di Indigo Auto Naik 50 Persen pada Januari 2021
"Kalau di customer mobil bekas kan jadi wait and see. Secara ekonomi mungkin untuk memicu, harusnya ini menjadi suatu rangsangan yang bagus supaya customernya ini bisa menggerakkan pasarnya lagi. Tapi saya rasa segmen LCGC yang paling kena dampaknya," ungkap Yudy saat dihubungi Tribun, Jumat (12/2/2021).
Yudy menambahkan, relaksasi PPNBM sebenarnya tak berpengaruh banyak secara finansial. "Kalau PPNBM secara total itu sekitar berapa persen atau mungkin kita sebut 3 persen dari total harga tebusan. Jadi kalau LCGC di harga Rp 150 jutaan, itu potongannya sekitar Rp 5 - Rp 7,5 juta.
Secara finansial itu tidak berpengaruh banyak, misalkan total DP itu Rp 30 juta, tapi kan nggak mungkin bisa dipotong Rp 7,5 juta terus menjadi sekitar Rp 20 jutaan, rasanya itu tidak mungkin," imbuhnya.
Ketika harga mobil barunya turun, Indigo Auto melihat akan menyebabkan efek domino untuk harga mobil dengan rentang 3-4 tahun. Sementara untuk mobkas di atas 4 tahun tidak akan terpengaruh dengan adanya relaksasi PPNBM. Hal ini membuat para penjual mobil bekas tetap optimis dengan pasar 2021.
"Pasti LCGC yang akan terkena dampaknya. Persyaratannya untuk yang kena relaksasi PPNBM tadi kan lokal kontennya harus 70 persen. Jadi mobil tahun yang umurnya dua atau tiga tahun pasti kena dampaknya. Tapi untuk tahun-tahun di atas 4 tahun itu tidak akan berpengaruh banyak. Sehingga kita optimis aja," tutur Yudy.
Showroom mobil bekas Indigo Auto juga berhasil memulai tahun 2021 dengan raihan positif. Dealer yang terletak di BEZ Auto Center A 50-51, Jalan Boulevard Raya Gading Serpong, Tangerang Banten awalnya memprediksi pasar akan menurun saat awal tahun.
"Wah pasarnya bagus sekali, karena kita terbantu dengan permintaan yang naik. Kalau boleh jujur di bulan Januari ini anomali. Kita prediksi pasar akan turun dibanding Desember 2020, tapi ternyata terbalik. Mobil bekas harganya malah beranjak naik. marketnya bagus, permintaannya naik," kata Yudy.
Lebih lanjut, Yudy menyebut bahwa kekosongan produksi yang terjadi ada 2020, saat Agen Pemegang Merek (APM) mengurangi pembuatan mobil, berhasil mendongkrak penjualan mobkas.
"Saat APM mereduksi produksinya 50 persen, tapi ternyata penurunnya hanya sekitar 30 persen, disinilah ada market sekitar 20 persen yang kosong dan konsumen itu masuknya ke mobil bekas," ungkapnya.
Januari lalu, konsumen di Indigo Auto banyak mencari mobil dengan segmen SUV medium-high, seperti Pajero, Fortuner, Innova dan CRV Turbo dengan range harga Rp 200 juta - Rp 500 jutaan. Sedangkan untuk segmen LCGC dan MPV atau mobil dengan harga Rp 100 juta - Rp 150 juta tercatat sepi peminat.
"Perkiraan kami, konsumen yang punya budget Rp 500 jutaan, dulu mereka bisa beli Innova baru. Nah sekarang mereka lebih ih milih beli CR-Z bekas atau Fortuner bekas. Jadi mereka milih tahunnya yang enggak terlalu tua, tetapi mereka bisa naik kelas," jelas Yudy.