Membangun Brand dan Reputasi di Tengah Pandemi Covid-19
Satu cara yang mampu menjaga pertumbuhan industri kosmetik adalah brand dari perusahaan atau produk yang dikeluarkan.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 dinilai berdampak terhadap berbagai sektor industri, satu di antaranya terhadap sektor industri kosmetik.
Kendati demikian, seiring adanya pemulihan, industri kosmetik memiliki kesempatan untuk tetap tumbuh dan terus berkembang.
Satu cara yang mampu menjaga pertumbuhan industri kosmetik adalah brand dari perusahaan atau produk yang dikeluarkan.
Brand atau merek menjadi suatu hal yang begitu penting dari suatu produk, yang bisa menjadi suatu nilai tambah bagi produk tersebut.
Menurut laporan Brand Finance: Cosmetics 50 2020, valuasi brand di dunia bahkan meningkat selama pandemi karena adaptasi perusahaan dalam menjaga kualitas dan kekuatan nama brand yang dimiliki.
Sebelum menciptakan suatu brand, penting menentukan kategori produk kosmetik apa saja yang paling banyak diminati oleh pangsa kosmetik di dunia.
Baca juga: Masih Pandemi, Brand Modest Wear Bertahan, Andalkan Penjualan Online dan Luncurkan Produk Kreatif
Selain itu, jika dilihat dari data, skincare menjadi juara di pasar kosmetik global, disusul oleh haircare, makeup, dan parfumes.
“Setelah mengetahui kategori produknya, penting bagi perusahaan kosmetik untuk menentukan titik fokus yang utama guna menciptakan brand yang dapat diterima masyarakat," ujar Pemimpin Redaksi HerStory Clara Aprilia Sukandar dalam pembukaan acara yang diselenggarakan secara virtual, belum lama ini.
Menurut dia, di sini ada 3 unsur yang perlu diperhatikan oleh brand, yakni seperti apa pemasarnya, siapa target konsumennya, dan media partners apa yang tepat.
Clara menjelaskan, dampak berkembang atau tidaknya suatu brand sangat bergantung pada masing-masing pemangku kepentingan.
"Di mana, dari setiap brand tentu memiliki kepentingan yang berbeda-beda," katanya.
Hal senada juga diutarakan oleh Menteri Perindustrian Republik Indonesia Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kesempatan yang sama.
Dia menambahkan, branding yang baik menjadi faktor utama produk kosmetik nasional dapat mencapai kesuksesan, seperti halnya produk kosmetik dari luar negeri.
Selain branding, perlu dilakukan upaya kegiatan promosi yang sangat masif terhadap produk lokal, sehingga dikenal di pasar internasional.
Lalu, kegiatan promosi pasar yang inovatif di era digital media sosial menjadi kunci penting, lantaran dinilai efektif dengan biaya yang efisien.
“Potensi pasar tersebut menempatkan indutri kosmetik sebagai industri andalan yang tertera dalam rencana induk pembangunan indutri nasional tahun 2015, 2035, atau Ripin," pungkas Agus.
Berdasarkan pengelompokan yang dilakukan oleh BPS, industri kosmetik termasuk dalam subsektor industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia.
Subsektor ini tumbuh 10,2 persen pada tahun 2020 dan dampaknya terhadap industri lain di dalamnya juga diperkirakan tumbuh 4,67 persen.