Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

KKP Kembangkan Benih Bawal Bintang Hybrid yang Diberi Nama 'Bawal Sakti'

komitmen yang disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono jelas bahwa fokus kedepan yakni perikanan budidaya.

Editor: Sanusi
zoom-in KKP Kembangkan Benih Bawal Bintang Hybrid yang Diberi Nama 'Bawal Sakti'
dok Kementerian Kelautan dan Perikanan
Saat melakukan kunjungan kerja di BPBL Batam (9/3), Menteri Kelautan dan Perikanan Trenggono, menyebut Indonesia mempunyai berbagai macam sumber daya ikan laut, salah satunya jenis ikan bawal bintang. Salah satu upaya untuk pemenuhan produksi ikan laut Indonesia adalah dengan kegiatan budidaya. 

Sedangkan fenotip bawal emas yang diharapkan akan muncul pada benih turunannya adalah munculnya warna keemasan pada permukaan tubuh ikan, daging yang lebih tebal serta karakteristik morfologi sirip yang dimilikinya. Kelebihan lain dari Bawal hybrid yang diharapkan muncul adalah pertumbuhannya yang lebih cepat dibandingkan Bawal Emas.

“Proses hibridisasi ini tentu diharapkan akan mampu memperbaiki performance ikan bawal bintang baik dari sisi pertumbuhan maupun kualitas produk. Jadi, kelebihan-kelebihan fenotip bawal emas menyebabkan ikan tersebut lebih diminati di pasar internasional dibandingkan dengan bawal bintang,” ungkapnya.

Toha menambahkan hibridisasi yang dilakukan oleh BPBL Batam sebagai usaha untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya genetik yang telah dimilikinya untuk mendukung percepatan pembangunan perikanan budidaya laut.

Saat ini tengah dilakukan uji multilokasi untuk pengujian performa produksi benih bawal hybrid selain di wilayah Provinsi Kepulauan Riau dan Provinsi Riau, juga dilakukan di 3 lokasi lainnya yakni Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung dan Balai Perikanan Air Laut dan Payau Kotabaru Kalimantan Selatan.

Untuk saat ini, budidaya bawal bintang sangat menguntungkan, dengan harga jual rata-rata Rp 95 ribu per kg dan biaya produksi seperti pakan, benih, obat-obatan, listrik, tenaga kerja dan lain lain sebesar Rp 55 ribu per kg, maka margin keuntungan yang dapat diperoleh sekitar Rp 40 ribu per kg.

“Di masa pandemi ini hasil dari bawal bintang bintang mampu untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dan saat ini kebutuhan pasar di kota Batam masih perlu sekitar 2 ton per bulan dan pasarnya cukup menjanjikan, apalagi nanti setelah masa pandemi ini berakhir,” ujarnya.

Seperti diketahui, BPBL Batam telah berhasil memproduksi sekitar 200 ribu ekor benih bawal hybrid pada tahun 2020 untuk memenuhi permintaan benih di Provinsi Kepri dan sekitarnya.

Saat ini BPBL Batam memiliki 120 ekor induk bawal emas dan 200 ekor calon induk dan induk bawal bintang untuk memproduksi benih bawal hybrid secara massal.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas