Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5 Persen, Faisal Basri: Jantungnya Lemah
Faisal Basri menilai ekonomi Indonesia akan sulit tumbuh di atas 5 persen, jika fungsi sektor keuangan khususnya perbankan tidak dapat dimaksimalkan.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Faisal Basri menilai ekonomi Indonesia akan sulit tumbuh di atas 5 persen, jika fungsi sektor keuangan khususnya perbankan tidak dapat dimaksimalkan.
"Mengapa ekonomi Indonesia tidak bisa tumbuh cepat, karena jantungnya lemah. Jantung perekonomian adalah sektor keuangan, utamanya perbankan," kata Faisal saat Webinar Dibalik Rencana Merger BRI - Pegadaian : Ketika Kultur yang Berbeda Terancam, Kamis (8/4/2021).
Baca juga: Hadapi Era VUCA, Perbankan Harus Siapkan Pemimpin yang Punya Strategi
Faisal menganalogikan, perbankan seperti jantungnya manusia, di mana fungsinya menyedot dana dari masyarakat dan memompakan dana itu kembali ke masyarakat.
"Jadi seperti jantung, menyedot darah dan memompakan ke sekujur tubuh," ucapnya.
Baca juga: Perbankan Selektif Berikan DP 0 Persen KPR
Menurutnya, perbankan di tanah air terlihat pelit menyalurkan kreditnya ke masyarakat, tetapi dalam menghimpun dana sangat baik.
"Bank pinter semua, kecuali salurkan kredit. Penyaluran kredit jeblok sekali, hanya 42,8 persen dari PDB kredit domestik yang disalurkan oleh sektor keuangan di Indonesia," paparnya.
Selain itu, kata Faisal, indeks inklusi keuangan Indonesia juga masih lemah, karena hanya 49 persen penduduk usia di atas 15 tahun memiliki akses ke bank atau punya akun di bank.
"Kita hanya lebih baik dari Filipina, Vietnam, tapi kalah dengan Malaysia, Thailand, China, India. Sehingga, duitnya tidak muter, ditaro dicelengan, di bawah kasus, di lemari," ujar Faisal.