Mau Penuhi Kebutuhan Lebaran, Jangan Tergiur dengan Investasi Berbunga Tinggi
jika mau memenuhi kebutuhan Lebaran, sebaiknya masyarakat jangan tergiur dengan cara investasi yang berbunga tinggi.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti senior sekaligus ekonom Poltak Hotradero mengingatkan bahwa jika mau memenuhi kebutuhan Lebaran, sebaiknya masyarakat jangan tergiur dengan cara investasi yang berbunga tinggi.
Alih-alih bisa memenuhi kebutuhan Lebaran, masyarakat justru bisa saja terjebak ke dalam jurang investasi tidak berizin atau ilegal.
"Tidak pernah ada investasi imbal hasil tinggi dengan risiko rendah. Imbal hasil tinggi hanya bisa dicapai lewat risiko tinggi pula, itu sudah menjadi hukum besi di dunia investasi," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Jumat (16/4/2021).
Baca juga: Komisi XI DPR Tanggapi Pembentukan Kementerian Investasi dan Penciptaan lapangan Kerja
Kemudian, dia menjelaskan, kebutuhan primer tetap harus menjadi prioritas untuk dipenuhi masyarakat ketika jelang hari Lebaran.
"Tentunya kebutuhan primer karena kebutuhan sekunder serta tersier hanya ada maknanya bila kebutuhan primer sudah terpenuhi terlebih dahulu. Kalau yang primer sudah terpenuhi maka yang sekunder bisa dijalankan," kata Poltak.
Selain itu, menurutnya pemenuhan kebutuhan tersier lebih hanya bersifat pengakuan sosial, sehingga harganya menjadi mahal.
"Karena yang ingin dipenuhi sebenarnya aspek emosi. Membeli mobil baru misalnya, termasuk yang demikian, bila ternyata menyewa saja sudah cukup atau mobil lama tidak bermasalah," pungkasnya.
Ekonom: Investasi Bodong Seperti Mainan ''whack a mole'', Sudah Dipukul Nanti Muncul Lagi
Peneliti senior sekaligus ekonom Poltak Hotradero menyatakan, skema investasi tidak berizin atau bodong ini seperti mainan "Whack A Mole".
Mainan ini diketahui jika dipukul di satu titik, nanti muncul lagi di tempat lainnya, persis seperti perusahaan investasi bodong.
Baca juga: OJK Umumkan 147 Pinjaman Online Berizin, Jangan Coba di Luar Ini Ya
"Selalu akan muncul di berbagai tempat dan waktu. Paling terpenting adalah pendidikan masyarakat karena hanya dari masyarakat terdidik pula diperoleh kesadaran risiko yang mungkin terjadi," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews, Jumat (16/4/2021).
Di sisi lain, langkah Satgas Waspada Investasi dinilainya sudah benar dalam melakukan penindakan, hanya saja investasi bodong sulit diberantas habis sampai nol.
Baca juga: OJK: Industri Asuransi Masih Tumbuh di Tengah Pandemi
"Penindakan juga penting, tetapi sifatnya lebih sekunder dan tersier," kata Poltak.