Pertamina Geothermal Energy Raih Penghargaan Pertama GeoInnovation Challenge
Juara pertama kategori Geo-Innovation diraih Pertamina Geothermal Energy, lalu PT Waskita Karya (Persero)Tbk sebagai juara kedua
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Esri Indonesia hari ini mengumumkan pemenang GeoInnovation Challenge.
Juara pertama kategori Geo-Innovation diraih Pertamina Geothermal Energy, lalu PT Waskita Karya (Persero)Tbk sebagai juara kedua dan juara 3 diraih Ikan Fillet Papua
Pemenang lainnya berdasarkan kategori berikut GeoInnovation Challenge untuk Smart City Industry: Bapelitbang Kota Bontang, GeoInnovation Challenge untuk Architecture, Engineering & Construction (AEC) Industry: Lintas Marga Sedaya.
Baca juga: Pastikan Keberlangsungan Energi Bagi Masyarakat, Pertamina Dorong Mitra Kerja Miliki Asuransi
Kemudian GeoInnovation Challenge untuk Plantation Industry: PT. Perkebunan Nusantara IV, GeoInnovation Challenge untuk Oil & Gas Industry: Saka Energi Indonesia.
Untuk GeoInnovation Challenge untuk Education Industry: Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Spatial Forward Thinker: Institut Teknologi Bandung dan The most favorite poster: Universitas Brawijaya & PT. Perkebunan Nusantara IV.
"Penghargaan ini menyoroti vitalitas, kreativitas, dan inovasi yang terjadi di industri teknologi geospasial di Indonesia," kata Achmad Istamar, Chief Executive Officer Esri Indonesia dalam keterangannya, Jumat (22/4/2021).
Baca juga: Pertamina Bangun Stasiun Isi Daya Mobil Listrik di Bandara Soekarno Hatta
Esri Indonesia mengundang para profesional geospasial menampilkan inovasi yang dirancang untuk mengatasi berbagai masalah industri dan mendorong pemulihan ekonomi negara.
Tahun ini, kompetisi diikuti oleh berbagai perusahaan dari lebih 15 industri berbeda yang berani mengambil inisiatif, memecahkan masalah, dan menggunakan imajinasi terdepan untuk mendorong inovasi.
Achmad Istamar menyebut pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital di berbagai industri. Hal ini dikarenakan para pelaku industri dituntut untuk menemukan cara agar bisnis dapat tetap berjalan di era new normal.
Selain menemukan keunggulan kompetitif baru, di era ini perusahaan juga perlu membangun ketahanan atau resiliensi.
“Kini semakin banyak pimpinan perusahaan yang memahami bahwa mereka perlu kesigapan dalam beradaptasi terhadap kondisi pasar dan permintaan konsumen yang semakin dinamis. Situasi saat ini juga mempercepat adopsi teknologi Industri 4.0 seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan Machine Learning (ML).
Dan kabar baiknya, perusahaan yang telah mengadopsi teknologi ini telah membuktikan bahwa mereka dapat lebih beradaptasi dalam menghadapi tantangan baru di era new normal, ”kata Dr. Achmad.
Prof. Hasanuddin Zainal Abidin, Guru Besar Geodesi, Institut Teknologi Bandung mengatakan, data dan informasi geospasial memainkan peran kunci dalam era globalisasi saat ini.
Faktanya, data dan informasi ini adalah titik awal untuk setiap perencanaan pembangunan berkelanjutan.
Oleh karena itu, diperlukan data dan informasi spasial maupun non-spasial yang akurat dan terkini mengenai dinamika perubahan bisnis terutama pada saat pandemi ini.
"Saya berharap para pemenang GeoInnovation Challenge dapat membantu menginspirasi banyak bisnis dan komunitas untuk merangkul transformasi digital,” katanya.
Menurut Budyi Permono, Assistant Manager ICT Planning & Solution, Pertamina Geothermal Energy (PGE), “Krisis COVID-19 membawa perubahan pada cara kami berbisnis.
"PGE berkomitmen untuk selalu memberikan layanan terbaik bagi bangsa dan untuk melakukan ini kita perlu menjaga aset terpenting yaitu para karyawan kita," katanya.
Hadjar Seti Adji, Direktur Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Sistem PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyebut, data geospasial ada di mana-mana dan pada saat bersamaan telah merubah persepsi kami tentang apa yang kita ketahui dan apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita.
"Kami berharap penghargaan ini dapat menjadi katalis bagi kita untuk terus berinovasi dan menginspirasi bisnis lainnya untuk memulai transformasi digital dan bersama-sama kita dapat mendukung revolusi industri 4.0 di Indonesia,” katanya.
Dirga Daniel, Co-Founder dan GIS Specialist Ikan Fillet Papua menyebut, dinamika bisnis perikanan telah mengalami perubahan yang signifikan dan tidak ada pilihan lain.
"Selain berinovasi dan mentransformasikan cara kami berbisnis dan kami melakukannya dengan menggunakan teknologi geospasial," kata Dirga Daniel, Co-Founder dan GIS Specialist Ikan Fillet Papua.