Mantan Dirjen Pajak dan Mantan Jenderal Bintang Tiga Jadi Komisaris Zebra Nusantara
Mantan Dirjen Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan diangkat menjadi komisaris utama sekaligus komisaris independen di PT Zebra Nusantara Tbk
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Robert Pakpahan diangkat menjadi komisaris utama sekaligus komisaris independen di PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA).
Selain mantan Dirjen Pajak Kemenkeu, pemegang saham juga merestui mantan Inspektorat Pengawas Umum (Irwasum) Polri Komjen Pol (Purn) Dwi Prayitno dan Juliati Hadi menjadi komisaris ZBRA.
"Pemegang saham menyetujui Pak Robert Pakpahan yang merupakan mantan Dirjen Pajak menjadi komisaris utama dan independen Zebra. Kemudian, Pak Dwi Prayitno yang merupakan mantan Irwasum Polri, menjadi komisaris," kata Direktur Utama Zebra Nusantara Rudy Tanoesoedibjo, yang ditulis Minggu (9/5/2021).
Rudy baru ditetapkan menjadi Direktur Utama Zebra bersama Gary Tanoesoedibjo dan Paulos Lo dengan posisi sebagai direktur.
Baca juga: Emiten FAST Miliki Tagihan Rp 75 miliar ke Bakrie Darma dengan Jaminan Saham BRMS
"Tentunya dengan adanya manajamen ZBRA yang baru, hal ini dapat membawa perkembangan bisnis yang menjanjikan kedepannya," kata Rudy.
Baca juga: Investor Disarankan Jauhi Dulu Saham-saham Emiten BUMN, Harganya Sudah Kemahalan
Di sisi lain, pemegang saham juga menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Baca juga: Kinerja Menurun, Citi Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 2,6 Triliun di 2020
Dalam rights issue, PT Trinity Healthcare (THC), PT European Hospital Development (EHD), PT Jadegreen Equities (JGE), dan PT Holistic Ventures (HV) akan mengambil bagian atas saham baru Zebra Nusantara.
Sebelumnya, THC, EHD, JGE, dan HV merupakan pemegang saham PT Dos Ni Roha (DNR).
Berdasarkan prospektus perusahaan, ZBRA akan melakukan rights issue dengan melepas 3,42 miliar saham baru dengan asumsi harga pelaksanaan Rp 406 per saham.
Sehingga, perseroan akan mengantongi dana sekitar Rp 1,39 triliun. Sejumlah 77,7 persen dana dari rights issue digunakan untuk mengakuisisi 99 persen saham DNR Corporation senilai Rp 1,08 triliun.