Hasrat Pulang Kampung Naik Motor Tetap Kuat Meski Ada Larangan Mudik, Polisi Pusing Bikin Penyekatan
Polisi menyayangkan tindakan nekat pemudik yang nekat menerobos sekat yang dibuat polisi di Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik pada 6-17 Mei 2021, masih banyak masyarakat yang nekat pulang kampung untuk merayakan hari raya Idul Fitri, terutama yang menggunakan sepeda motor.
Pada Ahad malam (9/5/2021) ada seribuan pemotor yang menerobos pos penyekatan yang dibuat polisi di Kedungwaringin, perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang di Jalan Raya Pantura.
Motor mereka pilih untuk sarana mudik lantaran biayanya lebih murah, praktis dan karena ketiadaan bus AKAP yang melayani mereka pulang kampung akibat adanya aturan pelarangan mudik oleh Pemerintah.
"Memang semalam sekitar pukul 11 malam yang sempat viral di media sosial, adanya ribuan, sekitar seribu lebih pesepeda motor yang tanpa mengindahkan petugas yang melakukan penyekatan. Kemudian mereka berhasil menerobos untuk bisa melakukan mudik," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/5/2021).
Polisi menyayangkan tindakan nekat pemudik itu.
"Masyarakat-masyarakat yang tadi malam itu melakukan, itu masyarakat yang memang belum menyadari arti penting daripada kebijakan pemerintah," katanya.
"Larangan mudik ini dikeluarkan oleh pemerintah untuk supaya tidak terjadi penyebaran, perpindahan Covid-19 atau penyebaran Covid-19 ke daerah-daerah. Kasihan kita punya keluarga, ini yang harus dipahami dan disadari," tambah Yusri.
Menurutnya, pemudik yang menerobos di Kedungwaringin pada akhirnya akan berakhir percuma.
"Yang terjadi kemarin setelah lolos Kedungwaringin, di Karawang akan disekat lagi, di Purwakarta disekat lagi. Disekat terus akan diputarbalikkan," katanya.
"Jadi ini sebagai imbauan kepada orang-orang untuk masyarakat mau mudik sebaiknya tidak usah mudik," pungkas Yusri.
Sebelumnya, terjadi penumpukan pemudik khususnya sepeda motor di Jalur Pantura Kedungwaringin, perbatasan Bekasi-Karawang, Minggu (9/5/2021) malam.
UNtuk menghindari penumpukan karena adanya pemeriksaan di pos penyekatan, banyak pemudik sepeda motor yang nekat melawan arah.
Mereka datang secara bergerombolan sehingga menyebabkan kemacetan sampai membuat petugas kewalahan, kemudian menerobos pos penyekatan sampai lolos.
Hal itu terjadi tadi malam, situasi titik penyekatan Kedungwaringin macet total tidak bergerak hingga 5 kilometer.
Petugas tampak kewalahan, tak terkecuali Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Metro Bekasi AKBP Ojo Ruslani.
Dengan nada suara tinggi, dia meminta para pemudik yang melawan arah untuk putar balik.
Alasannya, ulah para pemudik lawan arus lalu lintas membuat kemacetan dan arus kendaraan tidak bergerak.
"Yang lawan arah putar balik, Anda tidak semau maunya geser ke sini. Putar balik," kata Ojo kepada para pemotor tersebut.
Seruan Ojo tak didengar, justru disambut sorak sorai para pemudik pengendara sepeda motor tesebut.
"Putar balik, kita lihat jadi begini. Maju sana putar balik semua," kata Ojo dengan nada semakin tinggi di atas trotoar.
Alasan Polisi Bawa Senjata Api
Polri menjelaskan alasan posko penyekatan larangan mudik lebaran dijaga personel bersenjata lengkap.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan hal tersebut sebagai langkah antisipasi kejadian yang tak diinginkan selama operasi penyekatan.
"Untuk kegiatan operasi Ketupat ini dalam rangka memelihara keamanan. Bagi Polri yang berhadapan dengan masyarakat tentunya tidak pakai senjata api. Tapi kita semua mengidentifikasi kemungkinan yang terjadi selama kegiatan mudik tersebut," kata Rusdi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (10/5/2021).
Menurutnya, kegiatan yang tidak diinginkan yang dimaksud adalah adanya tindakan kriminalitas saat personel menjaga operasi penyekatan.
Baca juga: Polisi: Ada Ribuan Pengendara Motor Terobos Pos Penyekatan Mudik di Bekasi
Tak hanya itu, kata Rusdi, penjagaan dengan senjata api untuk melindungi masyarakat dari ancaman kriminalitas selama operasi ketupat.
"Dimungkinkan dari aktivitas mudik akan terjadi kecelakaan dan dimungkinkan akan adanya tindak kriminalitas. Sehingga ketika ditempatkan personel yang membawa senjata api di sana ini dalam rangka bagaimana melindungi masyarakat agar gak menjadi korban dari kegiatan atau pelaku kriminalitas," katanya.
Diketahui, setidaknya terdapat 381 posko penyekatan pelarangan mudik Lebaran yang dibentuk aparat gabungan.
Posko itu telah mulai beroperasi sejak 6 Mei 2021 lalu.
Hingga hari ini, sebanyak 104.370 kendaraan yang diduga akan mudik diminta putar balik ke titik awal keberangkatan.
Besok dan Lusa Masih Tinggi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, jumlah masyarakat yang akan mudik pada Selasa dan Rabu esok, diprediksi masih sangat tinggi.
"Selanjutnya, dari pantauan yang kami lihat, dari survei kami, bahwa mudik ini masih akan tinggi lagi besok dan lusa," kata Budi Karya usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, (10/5/2021).
Meskipun demikian Menhub mengatakan bahwa setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan dan pelarangan mudik 2021, mobilitas masyarakat turun signifikan dibandingkan hari normal.
Pada periode 6-9 Mei 2021 jumlah masyarakat yang menggunakan transportasi udara turun sampai 93 persen. Kemudian yang menggunakan kereta api turun menjadi 90 persen, dan darat 40 persen.
Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto, Senin (10/5/2021) mengatakan, pihaknya telah membuat usulan agar penyekatan oleh polisi di jalan tol tidak memacetkan aktivitas logistik truk angkutan barang.
Dia menyebutkan, sejumlah usulan yang disampaikan Kemenperin, antara lain dilakukannya penyaringan pemeriksaan atau pemisahan jalur kendaraan umum dan pengangkut logistik.
Berikutnya, untuk truk pengangkut logistik dan bis pekerja, dapat dikecualikan dalam pemeriksaan dokumen.
"Kami juga memberikan opsi untuk memindahkan lokasi penyekatan untuk lebih mundur ke wilayah Cikampek atau perbatasan Karawang dan Purwakarta. Sebab, pada 6 Mei lalu, penyekatan di KM 31 dan KM 47 ruas tol Jakarta-Cikampek membuat kemacetan yang cukup panjang," ungkap Eko.
Penyekatan Bobol, Polisi Tambah Personil
Polda Metro Jaya menyikapi adanya ribuan pemudik yang menerobos penyekatan di Kedungwaringin, Bekasi yang sempat viral di media sosial.
Pihaknya akan menambah personel dan pos penyekatan di wilayah tersebut.
"Mudah-mudahan jangan sampai terjadi lagi. Tetapi menyikapi hal tersebut kami sudah akan menambah kekuatan dan pos-pos penyekatan, khususnya di perbatasan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (10/5/2021).
Yusri menyebut titik-titik penyekatan dijaga ketat oleh aparatur Pemda, TNI dan Polri. Penyekatan di wilayah perbatasan akan lebih ditingkatkan.
"Jadi tiap masuk tiap 3 km nanti ada penyekatan atau per 5 km ada penyekatan, disekat-sekat sampai nanti kembali," ujar Yusri.
Yusri pun meminta kesadaran masyarakat untuk menaati kebijakan larangan mudik.
"Kasihan, bawa penyakit di sana. Apalagi nanti bakal disekat lagi yang terjadi nanti pulangnya kapan, malah kena isolasi," sebut Yusri.
"Sekali lagi kami ingatkan kepada masyarakat yang masih memaksa mudik untuk stop, berhenti sudah. Tidak usah. Kejadian kemarin cukup yang terakhir," tandasnya.
---
"Kami selaku penyelenggara mengapresiasi masyarakat memberikan respons yang baik. Kami juga mengapresiasi TNI/Polri, Pemda yang melakukan effort yang baik terhadap upaya-upaya penyekatan," katanya.
Pelarangan mudik, kata Menhub, juga tidak menyebabkan arus distribusi logistik terhambat. Berdasarkan survei di lapangan kata dia, sektor logistik hanya turun 3-5 persen dibandingkan hari normal.
"Artinya, rencana kita untuk meniadakan mudik pada penumpang dan memberikan seluas-luasnya kepada logistik itu terjadi dengan baik," katanya.
Laporan: Igman Ibrahim/Taufik Ismail/Hari Darmawan/Reza Deni/Lita Febrianti