Cara Kementerian PUPR Bangun Rumah Tahan Gempa
PUPR terus mendukung inovasi teknologi dan penggunaan produk dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendukung inovasi teknologi dan penggunaan produk dalam negeri untuk pembangunan infrastruktur.
Salah satunya penggunaan Teknologi Lapisan Ferosemen dalam Program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) 2021.
Teknologi ini digunakan untuk memperkuat struktur rumah masyarakat, meminimalisir kerusakan bangunan, serta menjamin keselamatan bangunan dan penghuninya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, perlu adanya inovasi baru untuk menunjang proyek pembangunan.
Baca juga: BNPB Ingatkan Masyarakat Agar Waspadai Ancaman Gempa dan Tsunami di Barat Daya Sumatera
"Saya mengapresiasi sekecil apapun inovasi yang dilakukan dalam pembangunan infrastruktur," kata Basuki, Sabtu (15/5/2021).
Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Khalawi menambahkan, pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah bantuan Program BSPS untuk membantu masyarakat memiliki hunian layak.
“Kami akan terus mendorong pelaksanaan Program BSPS di seluruh wilayah Indonesia. Program BSPS selain dapat meningkatkan kualitas rumah masyarakat yang sebelumnya tidak layak huni menjadi layak huni dengan dana stimulan dari pemerintah,” tutur Khalawi.
Baca juga: Setelah Diperbarui, Data Gempa di Nias Bermagnitudo 6,7, BMKG Beri Penjelasan Soal Itu
Kepala Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Gorontalo Alwi Mahdali menjelaskan, Teknologi Lapisan Ferosemen ini merupakan metode perkuatan bangunan rumah, berupa pasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan perkuatan pada dinding pasangan bata, dan untuk menambah kekuatan struktur serta mengurangi atau menghilangkan penggunaan tulangan baja.
Metode tersebut juga dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa.
Teknologi tersebut mudah diterapkan yang menghasilkan struktur lebih kuat, lentur, ekonomis, dan tahan lama, serta mudah diadaptasi.
Rincian strukturnya terdiri dari dinding beton bertulang tipis dengan tebal 3 sentimeter dari mortar semen hidrolis, yang berisi campuran 1 semen berbanding 2 hingga 3 pasir, dan diberi tulangan 6 milimeter dari lapisan kawat anyam 1 milimeter.
Alwi melanjutkan, untuk mencapai hasil yang diinginkan, Tenaga Ahli dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Program BSPS harus menjelaskan detail pelaksanaan metode ini agar tukang bangunan di setiap Kelompok Penerima Bantuan (KPB) tidak kesulitan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
"Program BSPS yang dilaksanakan diharapkan dapat memenuhi persyaratan layak huni, terutama dari segi keselamatan bangunan, meminimalisir kerusakan bangunan, dan keselamatan penghuni terhadap dampak bencana gempa dan untuk penerima manfaat semoga bantuan ini bisa mewujudkan keinginan masyarakat untuk memiliki rumah yg nyaman dan layak huni,” papar Alwi.
Pada 2021, total alokasi Program BSPS sebanyak 1.260 unit rumah di Provinsi Gorontalo sebanyak 750 unit rumah di Kabupaten Gorontalo yang telah menggunakan Teknologi Lapisan Ferosemen.
Demi melancarkan program tersebut, pada tahun anggaran 2020 pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp17,5 juta per unit rumah untuk disalurkan kepada masyarakat.
Sedangkan pada TA 2021 jumlah pengalokasian anggaran ditingkatkan sebesar Rp 20 juta per unit rumah, dana ini ditujukan untuk pembelian bahan material bangunan sebesar Rp 17,5 juta dan upah tukang sebesar Rp 2,5 juta.