Dorong Ekonomi, Himbara Siap Kucurkan Kredit di Provinsi Bali
Himbara berupaya menggerakkan perekonomian Provinsi Bali yang dinilai punya peluang untuk pulih lebih cepat.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) berupaya menggerakkan perekonomian Provinsi Bali yang dinilai punya peluang untuk pulih lebih cepat.
Sejak awal masa pandemi Covid-19, empat bank milik Pemerintah yang terdiri dari Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI dan Bank BTN telah secara aktif melakukan program restrukturisasi bagi debitur Himbara yang terdampak perlambatan ekonomi akibat pandemi.
Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Akad Perdana KPR Tapera BTN Mulai Bergulir
Program tersebut sejalan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11/2020 yang diubah menjadi POJK Nomor 48/2020 tentang restrukturisasi dan kredit modal kerja baru bagi nasabah yang terdampak pandemi Covid-19.
Hasilnya, sampai dengan akhir Maret 2021 total restrukturisasi kredit Himbara di Provinsi Bali telah mencapai Rp 21,35 triliun.
Baca juga: Tapera, BTN dan Perumnas Tawarkan 3 Skema Kredit Pemilikan Rumah
Bila dirinci, Bank BRI telah melakukan restrukturisasi senilai Rp 15,03 triliun kepada 179,8 ribu debitur khususnya nasabah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga akhir Maret 2021.
Kemudian disusul Bank Mandiri yang menyetujui restrukturisasi sebesar Rp 2,04 triliun kepada 11.837 debitur.
Sementara Bank BNI tercatat telah mengakomodir restrukturisasi sebesar Rp 3 triliun kepada 2.361 debitur.
Tidak ketinggalan, Bank BTN juga memberikan restrukturisasi sebesar Rp 1,28 triliun kepada 4.782 debitur, yang mayoritas merupakan kredit di sektor properti.
Tidak berhenti sampai di situ, komitmen Himbara untuk mendorong perekonomian di Provinsi Bali juga terus dilakukan, salah satunya lewat penyaluran kredit dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digagas oleh Pemerintah Pusat.
Adapun, total realisasi Program PEN di Provinsi Bali secara outstanding perbankan termasuk Himbara telah mencapai Rp 9,9 triliun hingga Maret 2021.
Dari jumlah tersebut, mayoritas kredit mengalir ke sektor UMKM khususnya bagi debitur yang usahanya terhambat pandemi Covid-19.
Kredit ke sektor UMKM tersebut utamanya digunakan untuk modal kerja dan tambahan investasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi Bali yang sempat mengalami kontraksi selama masa pandemi Covid-19.
Lewat beberapa langkah strategis dan sederet stimulus yang disiapkan oleh Pemerintah, Himbara berharap penyerapan kredit di Bali bisa ikut bergerak sehingga membentuk multiplier effect terhadap sektor-sektor yang terdampak pandemi Covid-19.
Pasalnya, merujuk data Bank Indonesia (BI) kendati kredit perbankan di Bali masih terkontraksi sebesar 0,59 persen secara tahunan atau year on year (yoy), namun prospek pertumbuhan masih terbuka.
Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) kredit perbankan di Bali yang masih berada di level aman, yakni 3,78 persen per akhir Maret 2021 lalu.
Sementara itu, Himbara mencatat total outstanding kredit di Provinsi Bali telah mencapai Rp 74,78 triliun hingga Maret 2021.
Realisasi tersebut tercatat telah mengalami perbaikan bila dibandingkan dengan periode bulan-bulan sebelumnya.
Ke depan, Himbara optimis permintaan kredit di Provinsi Bali akan terus meningkat, sejalan dengan beberapa inisiatif yang digagas oleh Pemerintah, termasuk stimulus dari regulator untuk mempercepat pemulihan ekonomi di Bali.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, pihaknya telah dan akan terus secara aktif mendorong perbankan untuk turut serta berpartisipasi dalam mendorong kembali kegiatan perekonomian, yaitu melalui tingkat penyaluran kredit yang baik dan tetap prudent kepada sektor-sektor ekonomi produktif.
Terlebih, selama kuartal I-2021, kredit sektor akomodasi makan minum (akmamin) masih bertumbuh positif 0,58 persen (yoy).
Meskipun di satu sisi, kredit sektor perdagangan dan konstruksi masih tumbuh minus 2,78 persen yoy dan 5,79 persen yoy pada kuartal I-2021.
Pertumbuhan tersebut, menurut Trisno masih tergolong membaik dibandingkan realisasi sebelumnya dan merupakan sinyal perbaikan ekonomi.
"Kegigihan pelaku pariwisata untuk terus menjaga citra Bali, sebagai pusat pariwisata Indonesia harus kita dukung dengan perhatian penuh, kemudahan dan jika perlu dukungan finansial melalui program PEN, pinjaman daerah dan dukungan lainnya," kata Trisno dalam paparannya, Jumat (28/5/2021).