Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti menjadi tulang punggung ekonomi  Indonesia yang sudah terbukti daya tahannya menghaapi badai pandemi Covid-19.

Hal serupa juga sudah dibuktikan UMKM Indonesia saat terjadi krisis moneter 1997, UMKM lah yang menjadi penyelamat ekonomi Indonesia.

Hal ini dikatakan Hassan Wirajuda, Ketua Pusat Studi Kebangsaan Universitas Prasetiya Mulya saat Closing Program Community Development Saung Rahayat yang dilakukan secara daring, Selasa (29/6/2021).

Hasan mengatakan, dibandingkan negara Asia Timur lainnya yang terkena krisis, di Indonesia krisis itu berkembang menjadi krisis multidimensional mulai ekonomi, politik, keamanan, sosial.

"Indonesia was on the verge of collapse.

Indonesia telah menggadaikan kedaulatannya kepada IMF. Ketika pemerintahan Presiden Megawati memutuskan untuk mengembalikan pinjaman USD 7.5 milyar, IMF enggan menerimanya," katanya.

Baca juga: Survei: 85 persen UMKM Sebut Kondisi Usaha Sudah Kembali Normal Mulai Awal Kuartal II-2021

Lalu siapa yang sesungguhnya menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi. "Bukan konglomerat dan perusahaan besar lainnya tapi UMKM.

Dia (UMKM) alot dan cinta pada negerinya di tengah himpitan hidup dan tidak kabur meninggalkan negerinya," kata Hasan.

Baca juga: Ini Cara Cek Penerima BLT UMKM Rp 1,2 Juta Secara Online di BRI atau BNI, Simak Langkah Pencairannya

"Bangsa dan negara ini berhutang kepada peran dan jasa UMKM, karena itu menuntut kepedulian dan keberpihakan kita," katanya.

Mantan Menteri Luar Negeri RI ini menegskan, pakar yang memahami peran besar UMKM dalam kehidupan ekonomi Indonesia adalh Anne Dunham, seorang antropolog Amerika yang melakukan riset tentang perajin kecil, pandai besi di Jogjakarta untuk disertasinya pada Universitas Hawai.

Temuan Anne Dunham membalikan teori orang-orang Belanda berabad-abad bahwa para pengrajin itu tidak diharapkan banyak, karena mereka hanya berpikir untuk 24 jam ke depan, malas-malasan dan tidak punya prospek.

"Anne Dunham justru menemukan suatu cara untuk memberdayakan UMKM, dengan pemberian modal usaha melalui kredit mikro. Beliau kemudian diangkat sebagai penasehat BRI – dari situlah lahir kredit mikro BRI," katanya.

"Pada kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia, Pemerintah telah memberikan penghargaan kepada almarhum Anne Dunham yang tidak lain adalah Ibu (mother) Barack Hussein Obama, yang kita kenal," katanya.

Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman S Simandjuntak mengatakan, program ComDev adalah showcase Pusat Pengembangan Usaha Kecil dari Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetya Mulya.

"Program ini didasarkan panggilan sederhana Universitas Prasetiya Mulya yakni memajukan dumia usaha, memajukan penggusaha sebagai sumbangan bagi kemajuan bagi indoinesia yang prural," katanya.

Program ini, kata dia bahkan merupakan terjemahan dalam praktek, in action, dari visi UPM untuk memajukan wawasan kebangsaan di lingkungan civitas akademika UPM.

Melalui program ini mahasiswa dapat mengenal siapa dirinya dan masyarakat. Mahasiswa juga mendapatkan  ilmu yang dipelajari di kampus di kehdupan nyata.

Melalui program ini pengusaha UKM bisa tumbuh, dari mikro menjadi kecil, kecil menjadi menengah dan menengah menjadi besar," katanya.

Rektor yang dikenal sebagai ekonom ini untuk bisa maju dan mengatasi berbagai masalah atau hambatan kendala imbas corona maka perlu kerjasama untuk kemajuan bangsa ini.

Program ComDev melakukan pendampingan pada  158 mitra UMKM di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Kuningan dan beberapa wilayah lain di Jawa Barat.