PT Kliring Berjangka Indonesia Catat Pemanfaatan Resi Gudang Semester I 2021 Tumbuh 49%
PT Kliring Berjangka Indonesia mencatat, pemanfaatan Resi Gudang hingga semester I tahun 2021 tumbuh 49 persen lebih dibanding 2020.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) merilis data pemanfaatan Resi Gudang hingga semester I tahun 2021.
Untuk diketahui, sepanjang semester I tahun 2020, jumlah Resi Gudang yang telah diregistrasi mencapai 154 RG.
Sementara itu, pada semester I tahun 2021 jumlah Resi Gudang yang telah diregistrasi mencapai 230 RG.
Dengan demikian, Resi Gudang mengalami peningkatan sebesar 49 persen apabila dibandingkan periode yang sama pada 2020.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Fajar Wibhiyadi mengatakan, meningkatnya pemanfaatan Resi Gudang sepanjang semester I 2020 menunjukkan, petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrument ini.
“Meningkatnya pemanfaatan Resi Gudang sepanjang semester I 2020 ini menunjukkan bahwa petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrument ini," kata Fajar dalam keterangan yang didapat Tribunnews.com, Senin (5/7/2021).
Baca juga: Menteri BUMN Tetapkan Tiga Komisaris Baru Pertamina, Satu di Antaranya Sekjen Kemenkeu
Baca juga: 10 BUMN Bersinergi Dirikan Research Institute dan Learning Institute
Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah Resi Gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari delapan komoditas.
Dari kedelapan komoditas tersebut, jumlah volumenya 9.593.717 kg, yakni senilai Rp 200,784 Miliar.
Untuk diketahui, sepanjang semester I 2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 10 Komoditas.
Sementara, diperiode yang sama di tahun 2020, jumlah komoditas yang masuk resi gudang mencapai 6 Komoditas.
Dari sisi volume barang, sepanjang semester I 2021 total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517.288 kg, atau meningkat sebesar 44 % dibandingkan periode yang sama di tahun 2020, yakni sebanyak 3.823.248 Kg.
Sementara dari sisi nilai barang, sepanjang semester I 2021 total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,995 Miliar, meningkat 124 % dibandingkan semester I 2020, yakni hanya Rp. 76,186 Miliar.
Dengan diperolehnya angka tersebut, Fajar yakin, Resi Gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh mengingat beragamnya komoditas yang ada di Indonesia.
Baca juga: Presiden dan Menteri BUMN Diminta Turun Tangan Selesaikan Persoalan Lahan PTPN V dengan Petani
"Resi Gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia," ujar Fajar.
Fajar memproyeksikan, pemanfaatan Resi Gudang hingga akhir 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020.
Namun begitu, lanjut Fajar, hal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menghadapi tantangannya.
Yakni memikirkan cara pemanfaatan dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas.
Menurut Fajar, kuncinya adalah bagaimana konsisten melakukan sosialisasi dan edukasi agar para petani dan pelaku komoditi dapat lebih memahaminya.
"Tantangannya adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas," terang Fajar.
Baca juga: Anggota DPR Ini Sebut Holding BUMN UMi Bisa Lindungi Masyarakat dari Rentenir
Untuk itu, salah satu BUMN yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang akan bekerja sama dengan pemangku kepentingan lain di sektor resi gudang untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
Sehingga, Resi Gudang dapat menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas.
"Sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas."
"Selain itu, dengan memanfaatkan RG petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan," kata Fajar.
Selain itu, berbagai upaya telah dijalankan untuk mendorong pemanfaatan resi gudang tahun ini.
Termasuk juga memperluas wilayah sosialisasi ke berbagai daerah khususnya ke sentra-sentra komoditas unggulan.
Sebagai pusat registrasi resi gudang, Fajar menyampaikan pihaknya juga terus mengembangkan sistem dan aplikasi registrasi sehingga tidak hanya fokus kepada edukasi dan literasi.
Hal ini dilakukan demi mempermudah serta mengamankan data-data petani dan pemilik komoditas saat melakukan registrasi aplikasi.
Baca juga: Erick Thohir Imbau BUMN dan Anak Perusahaan Taat Program Jamsostek Dukung Implementasi Inpres 20/21
Sistem yang digunakan yaitu IsWare NextGen.
"Terakhir kami telah memperbarui aplikasi registrasi resi gudang, yaitu IsWare NextGen."
"Dengan aplikasi yang menggunakan teknologi block chain dan smart contract ini, petani dan pemilik komoditas akan diberikan kemudahan serta keamanan dalam melakukan registrasi," kata Fajar.
Untuk diketahui, terkait pemanfaatan Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke Sistem Resi Gudang meliputi Beras, Gabah, Jagung, Kopi, Kakao, Karet dan Garam.
Selain itu, komoditas lainnya yakni lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai, serta ayam karkas beku.
Cakupan komoditas tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)