Menparekraf Bidik Nilai Ekspor Bumbu dan Rempah Capai Rp 29 Triliun di 2024
Amerika Serikat sendiri dikatakan Sandiaga merupakan pasar yang besar untuk pengembangan pasar rempah dan kuliner khas Indonesia sekitar 20-25 persen
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membidik nilai ekspor bumbu dan rempah RI mencapai 2 miliar dolar AS atau setara Rp 29 Triliun di tahun 2024.
Menurutnya, nilai ekspor bumbu rempah olahan dan komoditas rempah segar Indonesia mengalami tren positif dengan rata-rata pertumbuhan 2,95 persen selama lima tahun terakhir.
Sandiaga memaparkan pada 2020 nilai ekspor tercatat sebesar 1,02 miliar dolar AS.
"Pelaku parekraf kita butuh pasar di luar negeri, mereka harapkan bahwa pandemi ini bisa membuka peluang-peluang rempah Indonesia untuk berkembang," ucapnya saat membahas isu Indonesia Spice Up The World di Jakarta, Selasa (20/7/2021).
Baca juga: Penanganan Arus Barang Impor dan Ekspor di Pelabuhan Tanjung Priok Terkait Gangguan Sistem CEISA
"Kita tidak boleh menurunkan semangat dan persiapan agar pelaku ekonomi kreatif, terutama UMKM kita bela. Kita harus hadir dan mereka butuh pasar ini," tambah Sandiaga.
Selain itu, Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan lewat program Indonesia Spice Up The World diharapkan akan meningkatkan peluang Indonesia di industri kuliner dunia.
Pihaknya mendukung penuh program yang digagas Kemenko Marves tersebut dengan berangkatnya delegasi pendukung ke Amerika Serikat dalam waktu dekat.
"Program ini sudah dirancang dengan baik sejak lama.
Baca juga: Kemenperin: Ekspor Industri Terus Meningkat Pada Semester I 2021
Ini adalah pilihan, ditunda atau dijalankan dengan adaptasi. Adaptasi ini yang saya ambil sebagai langkah untuk memastikan pemulihan ekonomi kita tidak tertunda. Bahwa kita tidak akan sepenuhnya hadir secara fisik, tapi hybrid," kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Amerika Serikat sendiri dikatakan Sandiaga merupakan pasar yang besar untuk pengembangan pasar rempah dan kuliner khas Indonesia sekitar 20-25 persen dari pasar ekspor rempah Indonesia.
"Jadi peluang besar juga adalah restoran Indonesia di sana.
Dalam koordinasi dengan tim Konjen RI di sana, ada sekitar 100 sampai 150 restoran yang dapat berpartisipasi dalam mewujudkan 4.000 restoran Indonesia di luar negeri," kata Sandiaga.