Benny Hutapea Desak KSP Kawal Penyelesaian Hambatan Ekspor Sarang Walet ke Tiongkok
Masalah ekspor walet ke Tiongkok termasuk isu strategis yang menjadi perhatian nasional sehingga sudah seharusnya KSP turun tangan.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hendra Gunawan
KSP bisa mempertanyakan kembali berkas yang sudah diajukan kepada GACC bahkan sebagian besar sudah diaudit.
“Jangan sia-siakan potensi ekspor sarang burung walet ke Tiongkok,” ujarnya.
Benny juga meminta seluruh kementerian terkait untuk mempermudah pelaksanaan ekspor sarang burung walet ke Tiongkok guna membantu mewujudkan perekonomian yang tangguh sesuai dengan visi Presiden Joko Widodo.
Hingga saat ini, Tiongkok merupakan konsumen terbesar sarang burung walet secara global.
Ekspor sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok sepanjang 2020 mencapai 413,6 juta dollar AS.
Baca juga: BREAKING NEWS: Dua Pria Pencari Sarang Walet Terjebak di Dalam Gua
Pada April 2021, Indonesia mengumumkan bahwa China akan mengimpor sarang burung walet asal Indonesia senilai 1,13 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 16 triliun.
Sementara yang mendominasi ekspor sarang burung walet hanya 23 perusahaan yang terdaftar di GACC, sementara 20 perusahaan lainnya belum memiliki legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar sarang burung walet ke Tiongkok, padahal mereka sudah mendaftar dari tahun 2018 dan sudah di audit oleh GACC.
Hal ini menimbulkan pertanyaan di kalangan pelaku usaha dikarenakan keuntungan yang sangat besar bagi pendapatan devisa negara Indonesia apabila seluruh pelaku usaha eksportir yang sudah mendaftar dan diaudit GACC, diberikan legalitas resmi sebagai eksportir terdaftar ke Tiongkok.
Benny meminya agar KBRI di Tingkok dan Kemendag untuk equal treatment atau memberikan perlakuan yang setara terhadap seluruh eksportir.
Jangan sampai ada kesan ingin membangun monopoli bersama segelintir eksportir sarang burung walet yang sudah diloloskan oleh GACC.