Bitcoin Masuk dalam Fase Koreksi
Sentimen negatif masih terus menyelimuti Bitcoin dan aset crypto lainnya, hal ini membuat pergerakan pasar cenderung stagnan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sentimen negatif masih terus menyelimuti Bitcoin dan aset crypto lainnya, hal ini membuat pergerakan pasar cenderung stagnan dan mengalami penurunan.
Sentimen ini pun pada akhirnya menimbulkan pernyataan apakah masa kenaikan Bitcoin atau bullish sudah berakhir dan digantikan oleh bearish yang merupakan fase penurunan?
CEO Triv Gabriel Rey mengatakan, menentukan istilah yang tepat pada pasar saat ini tidak bisa diputuskan sembarangan karena setidaknya ada empat pendekatan yang perlu dilakukan seperti sentimen pasar, ketertarikan institusi, volume exchange dan on-chain, dan analisis teknikal.
Baca juga: Paraguay Segera Legalkan Bitcoin untuk Kurangi Ketergantungan Pada Dolar AS
Peak Bull Run menurut data jaringan (On-Chain) menunjukkan pergerakan Bitcoin yang terjadi pada blockchainnya, memperlihatkan bahwa pada bull-run Des 2017-Jan 2018, terjadi perpindahan Bitcoin sebesar $200B pada waktu itu dalam jaringan (di luar exchange terpusat).
Pada bull-run kali ini (periode April - Mei 2021) terjadi perpindahan nilai Bitcoin sebesar $450B pada bulan-bulan tersebut dalam jaringan dengan kenaikan sebesar 2,25 kali dibanding bull-run sebelumnya,
“Peak bull run bisa dilihat terjadi pada April dan Mei, setelah itu terlihat turun dan masih belum terlihat kembali naik, kemudian aktivitas retail pun terpantau turun,” kata Gabriel Rey saat memberikan materi di Coinfest.id akhir pekan lalu.
Narasumber yang mengisi Coinfest pada Sabtu (24/7/2021) di antaranya adalah CEO TRIV Gabriel Rey, CPO PINTU Anthony Thio, Co Founder Zipmex Raymond Thio dan Founder Evolution Trading Kurnia Bijaksana.
Secara umum, menurut Gabriel Rey sentimen pasar crypto saat ini masih dipenuhi oleh kabar-kabar negatif yang membuat jumlah investor dan pencarian crypto di google atau cuitan di Twitter terkait aset tersebut mengalami penurunan.
Hal senada juga dikatakan oleh CPO PINTU, Anthony.
Menurutnya saat ini Bitcoin memang sedang dalam fase koreksi karena banyak retail yang sedang mengambil untung dan miner China yang terkena aturan tegas dari pemerintah terkait kegiatan mining.
“Meski begitu perlu dilihat jika 2020 Bitcoin mengalami kenaikan yang sangat pesat karena institusi yang mulai masuk, walau koreksi adopsi aset ini pun meningkat terutama di Amerika,” kata Anthony saat mengisi materi di Coinfest.id.
Pengaruh sentimen pasar ini pada dasarnya sangat penting bukan hanya untuk crypto saja namun bagi semua alat investasi lainnya, karena ketika ada sesuatu yang negatif atau positif bisa membuat pergerakan pada pasar.
“Retail bisa jual semua aset mereka ketika sentimen negatif tapi ketika positif mereka bisa saja FOMO,” kata CEO Triv.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.