Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pakar Pendidikan Soroti Pentingnya Kemampuan Berbahasa Asing di Industri Ekonomi Kreatif

Menurut dia, fenomena itu menjadi bukti eratnya hubungan antara kemampuan berbahasa asing dengan peluang kesempatan kerja dan berkarya.

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Pakar Pendidikan Soroti Pentingnya Kemampuan Berbahasa Asing di Industri Ekonomi Kreatif
goodnewsfinland.com
ILUSTRASI bahasa 

Dampak sebagai bagian dari society pada perguruan tinggi adalah kewajiban untuk menjadi lebih tanggap dan cepat menyesuaikan diri. Salah satu caranya adalah dengan melakukan reorientasi kurikulum agar kelak lulusan dapat berpartisipasi secara aktif dalam society tersebut.

Perguruan tinggi berperan penting dalam mengasah keterampilan mahasiswa melakukan inovasi, eksperimen, dan kolaborasi.

Namun saat ini, kompetensi lulusan sudah selayaknya tidak lagi diukur hanya melalui paradigma psikometrik karena perbedaan kemampuan mental dan perilaku.

Baca juga: Tak Tumbang saat Pandemi, Menlu Berharap Ekonomi Kreatif Bantu Pemulihan Ekonomi Global

Mahasiswa harus diberikan kesempatan untuk menampilkan “the true me” dan dibekali berbagai pendekatan penyelesaian masalah dengan cara yang kekinian.

Salah satu cara tersebut adalah penguasaan bahasa asing yang mumpuni.

Kewirausahaan bahasa, perkembangan teknologi dan kemudahan akses bagi masyarakat untuk saling terhubung melahirkan peluang baru dan luas.

Saat itulah, pelaku ekonomi kreatif lahir dengan mengeksploitasi kemampuan mereka berbahasa asing untuk capaian komersil.

Berita Rekomendasi

Terbukalah pasar digital untuk wirausahawan berbasis bahasa.

Pengajar bahasa asing, penerjemah, penyedia kursus bahasa online, content writer baik e-book maupun blog, (video) content creator, hingga pemandu pariwisata online menjadi peluang usaha yang juga tak mengenal batas, waktu dan kreatifitas.

Peluang languagepreneur memang sangat beragam, mulai dari belajar bahasa itu sendiri, memperkenalkan aplikasi, musik, fesyen, bahkan hingga kuliner yang merupakan kontributor terbesar pemasukan ekonomi kreatif yaitu sebesar 41,69%. 

Apabila dibekali dengan kemampuan menganalisa data dan memahami algoritma sebuah search engine, maka kemampuan berbahasa asing bisa menjadi modal paling penting bagi pelaku ekonomi kreatif.

Bagi banyak orang, pandemi dan semakin besarnya disrupsi teknologi dalam keseharian menimbulkan situasi tidak menentu dan rasa ketidakpastian.

Dengan latar sosial yang berubah, ketidakpastian yang terutama terjadi akibat perubahan cara bekerja yang drastis atau cara-cara baru untuk bekerja dari jarak jauh, telah berganti menjadi ketakutan masyarakat. Namun sisi positif dari ketidakpastian dan ketakutan adalah munculnya peluang, kesempatan atau potensi besar karena selama ini belum banyak dikembangkan.

"Sebagaimana yang diungkap Nassim Nicholas Taleb dalam The Black Swan, dalam kondisi seperti saat ini, gunakanlah strategi melakukan sebanyak mungkin apa saja yang kita bisa, alias berbuat saja dulu," kata dia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas