Dukung Stimulus Kelistrikan, Ombudsman Minta DTKS Diperkuat Agar Subsidi Tepat Sasaran
Stimulus listrik di perkotaan seperti DKI Jakarta mestinya diarahkan untuk kategori pelanggan listrik 900 VA
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan tetap memberikan stimulus sektor ketenagalistrikan kepada masyarakat dan pelaku usaha akibat pandemi Covid-19.
Lebih dari 32 juta pelanggan telah menerima stimulus ketenagalistrikan hingga semester I tahun ini. Pemberian stimulus ini pun diperpanjang hingga Desember 2021.
Jika sebelumnya pemerintah merencanakan anggaran untuk triwulan III 2021 sebesar Rp 2,43 triliun, kini pemerintah menyiapkan lagi Rp 2,54 triliun anggaran untuk stimulus program ketenagalistrikan pada triwulan IV 2021.
Rencana realisasi anggaran stimulus ketenagalistrikan pada triwulan III dan IV 2021 mencapai Rp 4,97 triliun.
Menyikapi kebijakan stimulus kelistrikan di masa PPKM berbasis level 2-4 ini, anggota Ombudsman Republik Indonesia Hery Susanto mendukung upaya PLN untuk menyosialisasikan kebijakan itu secara masif ke masyarakat.
Baca juga: Teknologi IoT Bisa Jadi Solusi Pengelolaan Kelistrikan
Terlebih jika terdapat kenaikan tarif listrik, perubahan kebijakan terkait P2TL dan pelayanan PLN mobile.
“Ombudsman meminta pemerintah memperkuat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar subsidi tepat sasaran."
Baca juga: PLN Selesaikan 14 Proyek Infrastruktur Kelistrikan di Semester Pertama 2021
"Perlu memaksimalkan saluran pengaduan bagi masyarakat misalnya dengan saluran pengaduan PLN 123 dan PLN mobile. Lalu intensif melakukan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kebijakan subsidi listrik,” kata Hery dalam webinar Perspektif Pelayanan Publik Program Stimulus Sektor Kelistrikan di Masa Pandemik dan Aplikasi PLN Mobile untuk Kemudahan Pelayanan Pelanggan, yang diadakan Gerakan Pemuda (GP) Ansor DKI Jakarta, Selasa (31/8/2021).
Ke depan, Hery Susanto mengharapkan agar stimulus listrik di perkotaan seperti DKI Jakarta mestinya diarahkan untuk kategori pelanggan listrik 900 VA, sebab kelompok ini yang paling banyak terdampak pandemi Covid-19.
Mereka banyak menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pekerja yang dirumahkan.
Dalam forum yang sama, Tohari Hadiad yang mewakili Direktur Niaga dan Manajemen pelanggan PT PLN, menyatakan pihaknya berkomitmen memberikan keringanan pembayaran listrik bagi masyarakat kecil dalam upaya penanganan pandemi di indonesia.
Untuk memastikan penerima manfaat mengerti kebijakan itu, ia menambahkan, PLN gencar melakukan sosialisasi melalui media dan media sosial.
Ketua PWNU DKI Jakarta KH Syamsul Ma’arif dalam sambutannya menegaskan, PWNU menyambut dengan baik adanya pelayanan yang terbaik PT PLN dan bermanfaat bagi masyarakat, mengingat peran penting PT PLN dalam kehidupan masyarakat.
“Mudah-mudahan PLN selalu meningkatkan pelayanan yang terbaik. PLN itu ibarat sinar kehidupan, jika kurang maksimal, maka negeri ini nampak gelap. Perlu penerangan terhadap semua masyarakat,” ucapnya.
Ketua PBNU KH Eman Suryaman dalam forum mengatakan di tengah pandemi seperti ini, semua perlu beradaptasi secepat mungkin, salah satunya dengan cara membangun kekuatan bersama, baik pemerintah, swasta, maupun organisasi masyarakat.
Ia menjelaskan, PLN harus menjaga hubungan dengan konsumen, selain karena perkembangan IPTEK yang pesat, juga karena Pandemi, maka pelayanan berbasis digital adalah jawabannya.
Hadirnya PLN Mobile diharapkan mampu meningkatkan pelayanan terhadap konsumen baik dari kemudahan informasi maupun transaksi untuk meningkatkan pengguna aplikasi tersebut.
Tentu diperlukan langkah-langkah tepat, diantaranya bermitra dengan kalangan publik luas.