Analis: Pasar Tenaga Kerja di AS Masih Tertekan Akibat Varian Delta
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, virus Covid-19 varian delta memberikan pengaruh negatif untuk pasar tenaga kerja Amerika Serikat.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah pekerjaan sangat rendah disebut mengaburkan prospek pemulihan ekonomi, sehingga ini akan memberi jeda Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan menghalangi rencana mengumumkan pengurangan obligasi.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, virus Covid-19 varian delta memberikan pengaruh negatif untuk pasar tenaga kerja Amerika Serikat.
"Tekanan terhadap pasar tenaga kerja ini karena munculnya varian delta Covid-19 telah menyebabkan pembatasan diberlakukan kembali di beberapa negara bagian dan kota di AS," ujar dia melalui risetnya, Minggu (5/9/2021).
Baca juga: IHSG Menguat 1,42 Persen, Kapitalisasi Capai Rp 7.300 Triliun di Awal September
Hans menjelaskan, klaim pengangguran mingguan AS hingga akhir pekan ini mencapai 340.000 atau terendah sejak dimulainya krisis Covid.
"Kemudian, juga lebih rendah dari ekspektasi 345.000. Tetapi data nonfarm payrolls AS tampak mengecewakan," katanya.
Baca juga: Daya Beli Masyarakat Belum Pulih, IHSG Diprediksi Tertekan Lagi
Adapun, data nonfarm payrolls AS hanya mampu naik sebanyak 235.000 di periode Agustus, padahal survei Dow Jones terhadap para ekonom memperkirakan terjadi kenaikan 720.000.
Sementara, survei Reuters terhadap pada ekonom memperkirakan nonfarm payrolls kemungkinan naik sebesar 750.000 di Agustus.
"Laporan tersebut menandai perlambatan sangat signifikan dibandingkan periode Juli mencapai 1,05 juta," pungkas Hans.