Tren Perbankan Digital Melonjak, Bank Neo Commerce Lanjutkan Transformasi di Bidang IT
Transaksi digital di Indonesia selama 2020 melonjak 40 persen dibandingkan transaksi serupa di 2019 dengan total transaksi Rp 201 triliun.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren perbankan digital di Indonesia kini meningkat tajam sejalan dengan melonjaknya transaksi digital oleh masyarakat.
Data menunjukkan, transaksi digital selama 2020 melonjak 40 persen dibandingkan transaksi serupa di 2019 dengan total transaksi Rp 201 triliun.
Tren perbankan digital itu juga bisa disimak dari lonjakan transaksi e-commerce yang naik 30 persen di 2020 menjadi Rp 266 triliun dari transaksi e-commerce di 2019 yang baru sebesar Rp 205 triliun.
Memasuki kuartal I 2021 transaksi e-commerce sudah menembus Rp 88 triliun, dan diproyeksikan hingga akhir 2021 akan mencapai Rp 352 triliun.
Di sisi lain, transaksi e-money di 2020 juga melonjak 45 persen menjadi Rp 204 triliun dari Rp 145 triliun di 2019.
Data-data ini semakin meyakinkan Bank Neo Commerce Tbk memantakan diri menggarap digital banking di Indonesia.
Tjandra Gunawan, Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mengemukakan, BNC akan lanjutkan transformasi menjadi digital banking.
Baca juga: Naik 30 Persen, Bank Neo Commerce Salurkan Kredit Rp 3,8 Triliun di Semester I 2021
"Tahun 2021 merupakan tahun investasi bagi BNC dengan melakukan proses
transformasi digital secara masif. Fokus tahun ini melakukan inovasi pengembangan
produk dan layanan perbankan digital yang memberikan manfaat bagi nasabah BNC," ungkapnya dalam paparan public expose yang diikuti Tribunnews, Senin (6/9/2021).
Baca juga: Transaksi BSI Mobile Terdongkrak oleh Geliat E-Commerce dan E-Wallet
"Investasi kami di bidang infrstruktur teknologi informasi menjadi agenda utama kami. Kami juga akan terus menambah dan memperkuat user base," imbuhnya.
Tjandra menambahkan, saat ini BNC telah menambahkan, fitur-fitur di layanan digital banking dan secara bertahap akan akan terus ditambah fitur-fitur lainnya untuk menjawab kebutuhan nasabah.
Baca juga: E-Commerce Kuasai 10 Persen Total Pasar Ritel
"Dalam proses transformasi, kami juga memperbaiki infrastruktur teknologi informasi dan budaya di SDM kami. Kami juga akan melakukan peningkatan risk governance dan melakukan peningkatan modal," imbuhnya.
Baca juga: Marketplace Jadi Saluran Distribusi Baru Jangkau Konsumen
Targetnya di akhir 2021 ini modal inti perseroan akan tercapai minimal Rp 3 triliun yang akan didapat lewat rights issue lewat Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (PMHMETD).
"Target kami ke depan menjadi bank digital terdepan di Indonesia. Hal ini harus didukung ekosistem yang kuat dan sinergi positif. BNC saat ini telah menjadi bagian dari ekosistem Akulaku di Indonesia. Ini menjadi modal kami untuk memaksimalkan dana yang akan untuk disalurkan ke masyarakat," bebernya.
Saat ini, BNC memiliki 6 juta nasabah yang sudah mengunduh aplikasi neo+, 5
juta nasabah dari Google PlayStore dan 1 juta nasabah dari AppStore yang sudah
melewati prinsip-prinsip know your customer (KYC).
Tjandra mengutarakan, September 2021 ini BNC mendapatkan izin melakukan aktivitas perbankan pembukaan rekening secara online atau Customers Online Onboarding menjadikan calon nasabah untuk dapat melakukan proses pembukaan rekening secara digital melalui aplikasi neo+.
Produk dan layanan digital yang sedang dan akan dikembangkan saat ini adalah QRIS, PPOB,
Lifestyle services, Chat-based interaction, Phone transfer, Direct Loan, dan Direct Debit.
"Layanan perbankan digital memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan. Kamisangat fokus kepada hal-hal yang menjadi kebutuhkan masyarakat. Kami yakin masyarakat tidak ragu terhadap prospek bisnis kami ke depannya," ujar Tjandra Gunawan.