Kementerian BUMN: Sistem Rekrutmen di BUMN Ketat, Yang Berideologi Anti Pancasila Sulit Tembus
Kementerian BUMN menyatakan sistem rekrutmen karyawan di lingkungan BUMN sudah sangat ketat dan selalu diperbaharui.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan sistem rekrutmen karyawan di lingkungan BUMN sudah sangat ketat dan selalu diperbaharui.
Sehingga, orang-orang yang memiliki ideologi anti-Pancasila atau berpaham terorisme tak mungkin tembus dalam seleksi rekrutmen karyawan BUMN.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Erick Thohir melalui staf khususnya, Arya Sinulingga.
“Soal rekrutmen, kita selalu memperbaharui dan memang kita ketat untuk soal itu (ideologi anti-Pancasila atau terorisme),” ujar Arya di Jakarta, (15/9/2021).
Sebagai informasi sebelumnya, eks pegawai Kimia Farma berinisial S alias MT yang diduga terlibat kelompok terorisme diduga termasuk dalam pengurus jaringan Jemaah Islamiah (JI).
Hal tersebut membuat banyak pihak yang bertanya-tanya bagaimana sistem rekrutmen di lingkungan BUMN.
Baca juga: Arya Sinulingga Tepis Isu Dana CSR BUMN Digunakan Untuk Kegiatan Terorisme
Arya kembali menambahkan, semenjak Menteri Erick menjabat di Kementerian, dirinya selalu menggaungkan program AKHLAK.
AKHLAK merupakan nilai yang diterapkan oleh Kementerian BUMN dalam melayani masyarakat.
Baca juga: KPK Benarkan Pegawai Tak Lulus Tes ASN Disalurkan ke BUMN
AKHLAK sendiri memiliki singkatan Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Masing-masing nilai memiliki penjabarannya sendiri untuk penerapan kode etik dan kode perilaku yang akan diterapkan di Kementerian BUMN dan juga perusahaan-perusahaan di BUMN.
Baca juga: 18 Pegawai KPK Tak Lolos TWK Lewati Diklat Bela Negara, Jubir: Hari Ini Dilantik
“Dan satu sisi, sekarang kita juga mendorong betul apa yang dikatakan Pak Erick Thohir dalam program AKHLAK, supaya bisa mengikis paham radikal di Kimia Farma atau di BUMN,” papar Arya.
“Di samping itu juga bekerjasama dengan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme),” tambahnya.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga telah membuka suara terkait tersangkutnya eks pegawai Kimia Farma yang diduga masuk ke dalam jaringan terorisme.
Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya mendukung penuh Densus 88 untuk menyelesaikan kasus ini hingga tuntas.
Serta, Kementerian BUMN juga telah mendorong Kimia Farma untuk kooperatif apabila Perseroan dimintai keterangan oleh pihak-pihak berwajib.
Arya juga menjelaskan, karyawan Kimia Farma yang diduga terlibat kelompok terorisme yang berinisial S alias MT, merupakan karyawan lama.
Besar kemungkinan, dirinya terpapar oleh kelompok terorisme pada saat dirinya sudah bekerja di Kimia Farma.
“Ini kan karyawan Kimia Farma sudah lama juga. Jadi yang kita tau bukan soal perekrutannya, tapi ini mungkin terpapar (setelah sudah menjadi karyawan) dan ini proses sepertinya sudah lama juga,” pungkas Arya.