Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

APBN Indonesia Terpuruk oleh Jebakan Hutang

Pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk menarik investor di sektor hulu migas.

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Choirul Arifin
zoom-in APBN Indonesia Terpuruk oleh Jebakan Hutang
Tribunnews/Dennis Destryawan
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu menegaskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia terpuruk dengan jebakan hutang.

Syaikhu menegaskan, Pemerintah perlu mengambil kebijakan untuk menarik investor di sektor hulu migas.

Menurutnya, peranan investasi di sektor hulu semakin krusial. Sebab, tidak mungkin beban eksplorasi ladang dan sumber energi baru didorong oleh APBN.

"Terlebih APBN kita semakin terpuruk dengan jebakan hutang yang semakin menguat, kita perlu ada kebijakan yang menarik investor di hulu migas yang efektif,” ujar Syaikhu dalam diskusi virtual, Selasa (21/9/2021).

Baca juga: Mahfud MD Soal BLBI: Kalau Biarkan Orang Punya Utang, Kami Bisa Dianggap Korupsi

Berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), utang Indonesia mencapai Rp6.626,4 triliun. Syaikhu memaparkan, terdapat defisit produksi dengan kebutuhan minyak bumi dalam negeri.

Baca juga: Bicara Utang Pemerintah, DPR Ingatkan Akan Jadi Beban Berat di Masa Mendatang

Hal ini menyebabkan kebijakan impor minyak semakib besar.

BERITA REKOMENDASI

Ia menerangkan, saat ini lifting energi produksi minyak bumi hanya 800 ribu barel per hari sementara kebutuhan dikisaran 1,5 juta barel.

Baca juga: Defisit Anggaran 2022 Diprediksi Rp868 Triliun

Defisit tersebut menyebabkan impor semakin besar dan menekan neraca pembayaran dalam transaksi berjalan.

"Dan bisa jadi berdampak pada rupiah dalam skala embayaran fiskal,” kata Syaikhu.

Selama ini, menurut Syaikhu, energi nasional tergantung pada migas. Perlu didorong kebijakan terkait energi terbarukan.

"Sehingga potensi sumber energi yang baru dapat lebih dioptimalkan, tidak hanya mengandalkan sekktor hulu migas,” imbuh Syaikhu.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas