Dibayangi Krisis Energi Dunia, IHSG Berpotensi Melemah Pekan Ini
IHSG pada perdagangan pekan ini berpotensi memasuki fase konsolidasi dan cenderung melemah karena dibayangi sentimen krisis energi dunia.
Penulis: Yanuar Riezqi Yovanda
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan ini berpotensi memasuki fase konsolidasi dan cenderung melemah karena dibayangi sentimen krisis energi dunia.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, IHSG diperkirakan bergerak di kisaran support 6.086 hingga 6.174 dan resistance 6.286 sampai 6.300.
"Pelaku pasar mencermati kenaikan harga komoditas energi dunia akibat permintaan yang naik serta kenaikan inflasi akibat gangguan pasokan," ujar dia melalui risetnya, Senin (4/10/2021).
Hans menjelaskan, risiko utama pasar keuangan bergeser ke China akibat perkembangan gagal bayar Evergrande dan krisis listrik.
Selain itu, petunjuk tentang arah kebijakan dari pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed serta kenaikan yield obligasi pemerintah AS juga akan mempengaruhi pergerakan pasar.
Baca juga: Saham-saham Pilihan Hari Ini di Tengah Potensi Kelesuan IHSG
"Pembahasan plafon utang pemerintah Amerika Serikat akan jadi salah satu sentimen utama di pasar pekan ini," katanya.
Di sisi lain, dia menambahkan, data ekonomi Indonesia cukup baik dengan Purchasing Manager Indeks (PMI) manufaktur Indonesia pada September sudah kembali di angka 52,2 atau zona ekspansi setelah terkontraksi pada Agustus di level 43,2.
Baca juga: Hong Kong Stop Perdagangan Saham China Evergrande
"Hal ini menunjukkan sudah ada ekspansi di sektor industri manufaktur. Aktivitas pertumbuhan ekonomi akan pulih lebih cepat dari yang diperkirakan," pungkasnya.