Tingginya Suku Bunga KPR Jadi Penghambat Masyarakat Miliki Hunian
Persoalan tingginya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi kendala masyarakat dalam memiliki hunian.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persoalan tingginya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi kendala masyarakat dalam memiliki hunian.
Hal tersebut terlihat dalam survei yang dilakukan Rumah.com Consumer Sentiment Study yang bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura, serta melibatkan 1.031 responden dari seluruh Indonesia.
Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, temuan utama dari Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2021 yaitu semakin banyaknya responden yang mengandalkan portal properti untuk mendapatkan informasi tentang properti.
Sebanyak 56 persen responden mengandalkan portal properti, naik dari 47 persen responden pada semester sebelumnya.
Melalui fitur seperti kalkulator simulasi KPR, kata Marine, makin banyak responden yang mengetahui jumlah uang yang dapat mereka sisihkan untuk cicilan.
Sebanyak 75 persen responden kini tahu berapa banyak mereka mampu mengangsur, makin banyak dari periode Consumer Sentiment Study sebelumnya sebanyak 69 persen.
Baca juga: Penjelasan Lengkap KPR: Dari Jenis, Syarat, Biaya, hingga Hal yang Perlu Diperhatikan
"Di tengah berbagai kemudahan yang telah diberikan pemerintah melalui pembebasan PPN dan berbagai promosi yang diberikan pengembang, hambatan yang dianggap semakin menonjol sekarang adalah tingginya suku bunga," ujar Marine dalam keterangannya, Selasa (5/10/2021).
Sebanyak 60 persen responden menganggap suku bunga KPR saat ini berada pada level yang tinggi, angka ini naik dibandingkan semester sebelumnya yang dinyatakan oleh 59 persen responden.
Selain itu, 88 persen responden kini berharap agar pemerintah mengambil langkah untuk membantu menurunkan suku bunga.
"Masih tingginya tingkat suku bunga KPR juga mengakibatkan tingginya besaran angsuran KPR yang harus dibayar tiap bulan, sehingga menjadi hambatan yang dihadapi ketika mengambil KPR. Hal ini dinyatakan sekitar sepertiga responden atau sejumlah 34 persen responden," kata Marine.
Temuan utama selanjutnya yaitu pencarian properti konsumen semakin merata keluar Jakarta.
Lebih dari separuh atau sekitar 55 persen responden mengaku terpikir untuk mencari hunian di luar wilayah Jabodetabek jika bisa terus menjalani sistem kerja WFH atau remote working.
Angka ini merupakan kenaikan dari 53 persen responden pada semester sebelumnya.