Perlu Formula Khusus Atasi Persoalan Pembiayaan Rumah Harga Terjangkau
Menurutnya, perlu formula khusus untuk memeriksa instrumen pembiayaan dari berbagai pelaku baik di sektor publik maupun swasta
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu Kadin Indonesia Budiarsa Sastrawinata mengatakan, pembiayaan perumahan terjangkau menjadi isu yang masih harus dicarikan solusi terbaik.
Menurutnya, perlu formula khusus untuk memeriksa instrumen pembiayaan dari berbagai pelaku baik di sektor publik maupun swasta untuk mendanai perumahan yang terjangkau.
“Hunian atau perumahan merupakan bagian dari sebuah industri besar properti sehingga permasalahan yang dihadapi menjadi sangat kompleks,” jelas Budiarsa dalam webinar Indonesia Housing Forum 2021, Senin (11/10/2021).
Baca juga: Bisnis Properti Mati Suri Selama Pandemi, Perlu Upaya GRC dari Pemilik Usaha
Ia menjelaskan saat ini momentum yang tepat untuk menyuarakan visi baru untuk kawasan dan hunian yag lebih inklusif dan berkelanjutan.
"Kami berharap nantinya tercipta kolaborasi erat antar pemangku kepentingan untuk meningkatkan kapasitas industri properti dan khususnya sektor hunian yang terjangkau di kawasan asia pasifik,” ungkapnya.
Direktur Nasional Habitat for Humanity Indonesia Susanto menyampaikan, Indonesia Housing Forum mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor yang bertujuan untuk mencari solusi terkait masalah perumahan di Indonesia.
Baca juga: Masih Ada 15,5 Juta Rakyat Tinggal di Hunian Tak Layak, Kontribusi Sektor Properti Digenjot
Nantinya, perumahan terjangkau dapat mendorong kinerja sektor properti nasional yang berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi.
Menurutnya, hunian inklusif itu sendiri mengandung arti bahwa setiap orang diajak memposisikan masing-masing dirinya sebagai pemangku kepentingan sehingga setiap orang lebih mengerti masalah-masalah dan tantangan-tantangan dalam mewujudkan rumah layak huni.
“Kita semua menyadari bahwa selama pandemi, setiap orang diminta stay at home. Hal ini menjadi tantangan sendiri bagi keluarga-keluarga di Indonesia yang memiliki ukuran rumah over crowded yang rentan terhadap transmisi penyakit," ucapnya.
Baca juga: Potensi Capital Gain Properti Selatan Jakarta Bisa Capai 30-40 Persen
Tersedianya hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan sinergitas banyak pihak baik pemerintah dan swasta serta melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan aktivitasnya.