Pengusaha: Pemerintah Harus Kucurkan Subsidi untuk Tarif PCR
Perwakilan dari Bumame Farmasi Nathasa Febrina mengaku sangat berat hati jika harus menurunkan lagi tarif PCR
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi menginstruksikan harga tes deteksi Covid-19 melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat diturunkan menjadi Rp 300 ribu.
"Mungkin saja diturunkan tetapi harus ada subsidi dari pemerintah agar tarifnya dapat ditekan hingga mencapai Rp 300 ribu," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang GCG & CSR, Suryani Motik dalam keterangannya, Selasa (26/10/2021).
Baca juga: Tak Ada Subsidi Harga Tes PCR di Indonesia, Menkes Minta Masyarakat Tak Bandingkan dengan India
Suryani mengatakan, saat margin yang diterima oleh pengusaha dari PCR mencapai 50-60 persen, namun itu belum belum memasukkan komponen jasa pelayanan biaya operasional, tenaga kesehatan dan dokter yang diperlukan dalam memproses sampel serta memvalidasi hasil PCR.
Rencana penurunan tarif PCR juga mendapatkan tanggapan penyedia jasa PCR, Bumame Farmasi.
Perwakilan dari Bumame Farmasi Nathasa Febrina mengaku sangat berat hati jika harus menurunkan lagi tarifnya, karena akan berdampak langsung dengan kualitas layanan yang ditawarkan pada pelanggan.
Baca juga: Naik Pesawat Harus PCR, Asosiasi Pilot Garuda Keberatan, Ini Alasannya
"Kami berharap Pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan keputusan ini lebih bijak agar kami sebagai penyedia layanan dapat bekerja maksimal," katanya.
Diterangkan, sejak awal, Bumame Farmasi berkomitmen memberikan layanan untuk memudahkan masyarakat.
"Kami selalu mengacu kepada kebijakan yang dirilis pemerintah pusat dan semua laboratorium kami telah bersertifikat resmi Kementerian Kesehatan,' katanya.
Baca juga: Tes PCR Hasil Keluar 3 Jam Jadi Pilihan Penumpang Pesawat dari Bandara Soekarno-Hatta
Terkait intruksi itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti instruksi tersebut.
Kemenkes tengah menyusun dan menghitung kembali komponen tes PCR agar terjangkau oleh masyarakat.
"Jadi dari kerangka tersebut maka setelah dihitung-hitung, kelihatannya angka Rp 300 ribu itu menjadi angka yang mungkin masuk akal dan riil untuk dilaksanakan," ujar Dante.
Dante menjelaskan untuk dapat menurunkan harga tes PCR maka harga Reagen sebagai komponen tes PCR termahal harus ditekan lantaran pengadaan Reagen harus diimpor.
"Kita sudah melakukan persiapan antara lain melakukan pemodalan untuk menyederhanakan harga reagen yang masuk itu yang paling penting. Karena itu adalah komponen terbesar dari seluruh pembiayaan dalam tes PCR," jelas Dante.