Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Anggota Komisi VI DPR Tak Setuju Garuda Ditutup, Pemerintah Disarankan Lakukan Ini

masih banyak opsi rasional yang bisa ditempuh Pemerintah guna menyelamatkan maskapai kebanggaan bangsa dan negara ini.

Editor: Sanusi
zoom-in Anggota Komisi VI DPR Tak Setuju Garuda Ditutup, Pemerintah Disarankan Lakukan Ini
Istimewa
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia meluncurkan livery khusus bertemakan "Cinta Indonesia" pada armada B737-800 NG dalam memperingati HUT ke-72. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto mengaku kurang sependapat jika maskapai Garuda Indonesia ditutup apalagi dipailitkan.

Menurutnya, masih banyak opsi rasional yang bisa ditempuh Pemerintah guna menyelamatkan maskapai kebanggaan bangsa dan negara ini.

Baca juga: Tanggapan Garuda Indonesia Terkait Gugatan PKPU PT Mitra Buana Koorporindo

"Pertama Pemerintah harus menginstruksikan aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas dugaan markup-markup yang terjadi di Garuda sebelumnya. Kerugian Garuda tidak bisa lepas dari praktik dugaan markup-markup dalam perjanjian dengan pihak Lessor," kata Politikus PDIP itu kepada wartawan, Rabu (27/10/2021).

Darmadi juga menyarankan, jika opsi tersebut di atas belum menemui titik terang maka masih banyak cara lain yang bisa ditempuh pemerintah guna menyelamatkan Garuda.

"Jika ada celah "korupsi" apalagi sampai bisa terbukti di negara lessor, tentu bisa dibawa ke FCPA (Foreign Corruption Practice Act) atau ke UK Bribery Act (UKBA). Semakin mudah jika lessor-nya perusahaan terbuka (listed diluar negeri). Mereka akan ketakutan terutama prinsipal lessor karena akan mempengaruhi valuasi nilai perusahaan di capital marketnya. Intinya Pemerintah harus menemukan bukti korupsi sehingga bisa renegosiasi dengan mulus," ujarnya.

Baca juga: Rekam Jejak Pelita Air, Maskapai Pengganti Jika Garuda Ditutup, Lengkap dengan Profilnya

Tak hanya renegosiasi dengan pihak Lessor, Darmadi juga menyarankan agar opsi restrukturisasi Garuda lebih flexible.

Berita Rekomendasi

"Utang-utang Garuda yang kebanyakan ke BUMN lain misalnya mesti diperpanjang durasinya, bunga utangnya diturunkan sekecil mungkin serta adanya grace period yang panjang. Ini perlu dilakukan agar Garuda bisa terselamatkan. Jadi BUMN lain harus punya kesadaran bahwa Garuda sebagai maskapai kebanggaan bangsa harus diselamatkan," ucapnya.

Adapun terkait wacana pengalihan Garuda ke Pelita Air, Darmadi justru mempertanyakan sejauh mana kajian yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN.

"Belum ada kajiannya terkait pemindahan Garuda ke Pelita Air. Padahal kajian ini penting sebagai proyeksi apakah Pelita Air mampu dari sisi keuangan, management, aset, bisnis, struktur pasar, persaingan dan aspek lainnya. Kan itu saja belum ada kok tiba-tiba mau dialihkan," katanya.

Baca juga: Naik Pesawat Harus PCR, Asosiasi Pilot Garuda Keberatan, Ini Alasannya

Masih kata Darmadi, ia berpesan agar para pemegang saham di Garuda punya kesadaran dan jiwa nasionalisme dengan merelakan kepemilikan sahamnya untuk diambil alih atau dibeli oleh pemerintah dengan harga minimal. Dengan catatan, pelepasan saham tersebut dengan harga yang seminimal mungkin .

"Pemerintah harus meminta kepada pemegang saham lainnya agar Garuda bisa dikuasai kembali oleh negara 100 persen demi kepentingan nasional dan penyelamatan Garuda. Kalau ditutup maka mereka juga (pemegang saham Garuda dari unsur masyarakat dan swasta) enggak dapat apa-apa," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas