Ini Tiga Daya Tarik Saham Perusahaan Sawit di Masa Pandemi
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai tahun ini tepat untuk mengoleksi saham perusahaan kelapa sawit.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menilai tahun ini tepat untuk mengoleksi saham perusahaan kelapa sawit.
Baik saham yang dilepas melalui Initial Public Offering (IPO) oleh perusahaan yang baru masuk bursa, maupun melalui rights issue bagi perusahaan yang sudah listing di bursa efek Indonesia.
“Dalam kondisi harga komoditas sawit yang all time high, tentu menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk memanfaatkan momentum. Sementara bagi investor, ini peluang untuk dapat cuan dari investasi di saham perusahaan kelapa wait," kata Alfred di Jakarta, Senin (1/11/2021).
Selain dari posisi harga sawit yang saat ini sedang tinggi, karakteristik kelapa sawit yang memiliki produk turunan beragam membuat prospek permintaan CPO akan solid ke depannya.
Baca juga: IHSG Awal November Diprediksi Bakal Melaju di Zona Hijau, Simak Saham yang Berpotensi Kinclong
“Dan terakhir, komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri turunan CPO di Tanah Air, menjadi peluang yang sangat positif bagi perusahaan CPO di Indonesia,” jelas Alfred Nainggolan.
Alfred mengungkapkan setidaknya ada tiga alasan utama mengapa saham perusahaan perkebunan sangat menarik saat ini.
Pertama, saat ini industri perkebunan sedang dalam masa booming commodity price, seperti CPO yang menyentuh level tertingginya menembus RM 5.000/ton.
Kedua, dari sisi industri, produk CPO memiliki banyak turunan sehingga bagus untuk stabilitas harga CPO ke depan-nya.
Baca juga: IHSG Menguat ke 6.554,167, Asing Lepas Saham Hingga Rp 5,3 Miliar
Banyaknya produk turunan menjadi potensi pengembangan usaha perusahaan perkebunan sawit sangat besar.
Penggunaan CPO untuk produk makanan, kosmetik dan bahan bakar tentu membuat penyerapan produk CPO akan stabil dan meningkat.
Ketiga, sebagai produsen CPO terbesar di dunia, industri kelapa sawit Indonesia telah memberlakukan moratorium lahan sawit baru.
Tentu ini kondisi akan menguntungkan harga sawit ke depannya, karena mengerem supply di tengah kenaikan permintaan sawit global.
Sementara itu secara terpisah, Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera Robiyanto, mengatakan PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) berencana menggelar (IPO) pada Kuartal IV tahun ini.
NSS menilai, sekarang adalah waktu yang tepat untuk melepas saham ke publik.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.