Masuk Forbes 30 Under 30, Perjuangan Bernadus Wijaya dari Indonesia Idol hingga Jadi CEO
Mengawali kariernya, Bernadus mulai mempelajari investasi pertama yang dilakukannya, yakni reksa dana.
Editor: Sanusi
“Tiap bulan saya investasi dengan nominal sama, dan di tahun 2016 ketika saya cek portofolio kenaikannya sudah 30-40 persen dengan strategi dollar cost averaging, dan saya bersyukur banget. Abis itu hasil dari reksa dana, saya pindahin ke saham menjadi modal awal saham saya, kurang lebih waktu itu modal awal di kisaran Rp 100 juta,” kata Bernadus.
Di tahun 2016, Bernadus mengungkapkan banyak rekan kerjanya yang mulai berpindah ke perusahaan-perusahaan teknologi yang saat itu sedang booming. Seperti halnya Gojek, Tokopedia, dan juga Traveloka.
Untuk lebih mengembangkan karir, Bernadus lantas mencoba masuk ke perusahaan sekuritas yang merupakan awal karirnya sebagai investor saham sukses. Mengawali karir di PT Sucor Sekuritas pada tahun 2016 posisi awal Bernadus adalah Business Development Project Manager.
Berkarir di perusahaan sekuritas, tak membuat Bernadus lupa dengan fokus investasinya.
Bernadus terus mengasah kemampuannya, dan mulai belajar berinvestasi saham, ikut beberapa pelatihan, kelas pasar modal, hingga rajin membaca dan me-review laporan-laporan keuangan yang berkaitan dengan fundamental perusahaan.
Saham pertama Bernadus kala itu adalah saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Saham ini menjadi pilihan Bernadus karena ia memahami perusahaannya, mengenal perusahaannya, berada di banyak lokasi, terjangkau, dan bisnisnya susah untuk bangkrut.
“Itu saya pelajari dari edukasi pertama saya di pasar modal. Karena saya dari kampung, Sleman-Yogyakarta saya melihat di setiap kecamatan itu pasti ada BRI. Dan jika posisi saat itu masih saya hold, keuntungannya mungkin sudah 70 persen (dari 5 tahun yang lalu), dari Rp 2.500 per saham, dan sekaran di Rp 4.250-an per saham,” jelas Bernadus.
Di PT Sucor Sekuritas, Bernadus bertugas membangun sistem online trading yang memfasilitasi nasabah perusahaan untuk melakukan trading melalui perangkat komputer, Android hingga iOS. Bernadus mengatakan, ia sempat mengalami kegagalan di tahun pertama kala mengerjakan online trading platform.
Hal ini lantaran adanya perbedaan antara sistem kerja IT perbankan dengan sistem kerja IT sekuritas.
Namun dia mendapat kesempatan kedua untuk memperbaikinya. Di tahun 2018, berkat kerja keras Bernadus dan tim, PT Sucor Sekuritas berhasil meluncurkan platform online trading.
“Sebelumnya PT Sucor Sekuritas enggak punya online trading, tahun 2018 saya dan tim berhasil merilis aplikasi tersebut, dan memacu kita untuk lebih semangat lagi karena aplikasi online trading suatu saat akan booming, layaknya perusahaan Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Dari situ, saya juga mikir bagaimana meningkatkan penetrasi keuangan orang-orang supaya mereka eager to learn, eager to invest, dan eager to use our apps,” jelas dia.
Karir Bernadus terus melesat. ia selanjutnya naik pangkat di posisi Vice President - Head Of Business Development di tahun 2018. Kinerja yang semakin matang mendorong Bernadus menempati posisi Director Equity & Business Development di tahun 2020.
Puncaknya, 7 bulan kemudian Bernadus pun didaulat menjadi CEO PT Sucor Sekuritas.
Dalam melakukan investasi, Bernadus menganut metode swing trading atau strategi jual beli saham dengan aset yang ingin diperjualbelikan akan ditahan (hold) selama beberapa hari atau beberapa minggu lalu akan dijual pada saat harga saham tersebut mencapai nilai yang tertinggi.