Besok Rupiah Diprediksi Masih Dalam Tekanan dan Akan Melemah Terhadap Dolar AS
Indeks rupiah pada Kamis (18/11/2021) diperkirakan bakal kembali tertekan dalam perdagangan uang.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Indeks rupiah pada Kamis (18/11/2021) diperkirakan bakal kembali tertekan dalam perdagangan uang.
Mata uang dolar Amerika Serikat diprediksi masih perkasa terhadap mata uang Garuda.
Sentimen yang akan memengaruhi rupiah esok hari adalah pergerakan indeks dolar AS.
Analis DC Futures Lukman Leong mengatakan, saat ini para pelaku pasar tengah memburu dolar AS di tengah kekhawatiran naiknya angka inflasi dan membuat penguatan indeks dolar AS bisa berlanjut besok.
Baca juga: IHSG Ditutup di Zona Hijau, Naik 24,60 Poin ke 6.675,80, Berikut Saham-saham yang Dijual Asing
“Dolar AS saat ini masih kuat karena adanya ekspektasi rate hike, namun rupiah sendiri sebenarnya juga masih kuat seiring ditopang oleh data ekonomi yang solid,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (17/11/2021).
Selain itu, pada perdagangan besok, pasar juga akan menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang diekspektasikan masih akan mempertahankan kebijakan moneter.
Namun, seiring indeks dolar AS yang masih akan mendominasi, Lukman meyakini rupiah berpotensi melemah terbatas pada Kamis.
Baca juga: IHSG Hari Ini Bakal Menguji All-time High, Berikut Saham-saham yang Perlu Dicermati
Berdasarkan hitungannya, rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.150 per dolar AS-Rp 14.300 per dolar AS.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Rabu (17/11), rupiah di pasar spot kembali mencatatkan pelemahan 0,17% ke Rp 14.244 per dolar AS.
Sedangkan di kurs referensi Jisdor, mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.259 per dolar AS atau terkoreksi 0,34%.
Dalam beberapa hari belakangan, rupiah masih dalam tren negatif.
Pada Rabu (17/11/2021) ini rupiah kembali jatuh dan mencatatkan pelemahan 0,17% setelah ditutup di Rp 14.244 per dolar Amerika Serikat (AS).
Setali tiga uang, pelemahan juga terjadi di kurs referensi JISDOR.
Mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.259 per dolar AS atau terkoreksi 0,34% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Baca juga: IHSG Hari Ini Berpeluang Melemah, Berikut Saham-saham yang Direkomendasi
Senior Economist Samuel Sekuritas Indonesia Fikri C Permana mengungkapkan, pelemahan rupiah pada perdagangan hari ini tidak terlepas dari semakin perkasanya indeks dolar AS.
Menurutnya, pasar saat ini tengah beralih ke aset safe haven seiring semakin menguatnya kekhawatiran akan angka inflasi yang tinggi.
Salah satu pendorongnya, selain data inflasi AS yang menunjukkan kenaikan, data inflasi di Inggris juga naik menjadi 4,2% atau lebih tinggi dari konsensus.
Hal inilah yang pada akhirnya membuat dolar AS menguat dan jadi pilihan investor.
“Sementara untuk perdagangan besok, Kamis (18/11), rupiah masih akan berada dalam tekanan.
Indeks dolar AS kemungkinan akan kembali menguat,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Rabu (17/11).
Menurut Fikri, menguatnya indeks dolar AS esok hari akan didorong oleh rilis data inflasi di Uni Eropa yang diproyeksikan juga akan tinggi.
Hal ini akan mendorong para investor untuk menghindari aset berisiko seperti rupiah.
Selain itu, AS nanti malam juga akan merilis data ekonomi building permits yang diproyeksikan konsensus juga mengalami pertumbuhan dari bulan sebelumnya.
Jika sesuai ekspektasi atau lebih tinggi, data ini akan melengkapi konsisten tingginya data inflasi AS belakangan ini.
Oleh karena itu, Fikri memperkirakan rupiah akan berpotensi kembali mengalami pelemahan dan diperdagangkan di rentang Rp 14.160 - Rp 14.360 per dolar AS. (Hikma Dirgantara)