Angkasa Pura I Miliki Utang Besar, Wamen BUMN: Tiap Bulan Rugi Rp 200 Miliar
PT Angkasa Pura I (Persero) kini menjadi perusahaan milik negara yang memiliki kinerja kurang sehat.
Editor: Hendra Gunawan
Namun, peningkatan tersebut masih belum dapat menyamai dengan rata-rata trafik harian pada masa sebelum penerapan PPKM Darurat, khususnya periode 18 Mei-2 Juli, di mana rata-rata trafik penumpang harian mencapai 119.845 penumpang per hari.
Selain jumlah penumpang, peningkatan juga terjadi pada trafik pesawat di November 2021 yang tumbuh 12,1 persen menjadi 34.479 pergerakan pesawat dari 30.730 pergerakan pesawat pada Oktober 2021.
Begitu pula dengan dengan trafik kargo yang tumbuh meski tidak signifikan yakni sekitar 1 persen. Trafik kargo tercatat mencapai 39,04 juta kilogram pada November 2021 dari posisi 39,02 juta kilogram pada Oktober 2021.
Dalam rangka merespons kinerja keuangan yang tengah tidak baik, AP telah menyiapkan dan menjalankan sejumlah langkah strategis.
Langkah utama yang dilakukan ialah restrukturisasi operasional dan finansial perseroan. Restrukturisasi ini ditargetkan rampung pada Januari 2022.
Faik mengatakan, restrukturisasi operasional dan finansial diprediksi akan menambah dana perseroan sekitar Rp 3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp 704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.
Faik menuturkan, restrukturisasi dilakukan dengan beragam upaya, seperti asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, dan simplifikasi organisasi.
Termasuk penundaan program investasi serta mendorong anak usaha mencari sumber pendapatan baru dengan transformasi bisnis.
“Kami optimis dengan program restrukturisasi dapat memperkuat profil keuangan perusahaan ke depan. Terutama kemampuan kami untuk memastikan penambahan pendapatan cash in, efisiensi biaya, dan upaya fund raising," jelas Faik.
Adapun untuk mendorong peningkatan pendapatan lainnya, Angkasa Pura I akan menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya.
Begitupun memanfaatkan lahan tidak produktif seperti lahan Kelan Bay Bali, serta mengembangkan airport city Bandara YIA dan eks Bandara Selaparang Lombok.
"Manajemen tengah berupaya keras untuk menangani situasi sulit ini dan berkomitmen untuk dapat survive dan menunaikan kewajiban perusahaan kepada kreditur, mitra, dan vendor secara pasti dan bertahap," ucap Faik. (Rully R. Ramli)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "AP I Tambah Deretan BUMN dengan Utang Jumbo"