Angkasa Pura I Miliki Utang Besar, Wamen BUMN: Tiap Bulan Rugi Rp 200 Miliar
PT Angkasa Pura I (Persero) kini menjadi perusahaan milik negara yang memiliki kinerja kurang sehat.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) kini menjadi perusahaan milik negara yang memiliki kinerja kurang sehat.
Pasalnya penyelenggara bandara-bandara di bagian timur Indonesia tersebut mengalami kesulitan keuangan.
BUMN ini memiliki utang dengan jumlah besar yaitu Rp 35 triliun.
Kondisi keuangan PT Angkasa Pura I (Persero) sedang berada dalam posisi yang tidak baik.
Ini terefleksikan dari posisi utang perseroan yang mencapai kisaran Rp 35 triliun.
Baca juga: Bandara Kualanamu Diisukan Dijual ke India, Ini Tanggapan dari Angkasa Pura II
Manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial di tengah sulitnya keuangan dan utang perseroan karena pandemi Covid-19.
Tumpukan utang tersebut utamanya diakibatkan oleh pendapatan perseroan yang tergerus selama pandemi Covid-19. Pada saat bersamaan, AP I telah menggelontorkan banyak uang untuk melakukan ekspansi dengan membangun dan mengembangkan bandara.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, saat ini rata-rata setiap bulannya AP I mengalami kerugian sebesar Rp 200 miliar.
Ini membuat utang perseroan berpotensi terus bertambah, dan mencapai Rp 38 triliun.
“Memang AP I sekarang tekanannya berat sekali,” kata Tiko, dalam gelaran Rapat Kerja Komisi VI DPR RI, Kamis (2/12/2021).
Masifnya pembangunan dan pengembangan bandara baru menjadi salah satu utama penyebab kondisi keuangan BUMN pengelola bandara itu memburuk. Pasalnya, langkah-langkah ekspansi bisnis tidak diikuti dengan peningkatan jumlah penumpang.
"Situasi pandemi yang berkepanjangan membawa tekanan kepada kinerja operasional dan keuangan Angkasa Pura I," ujar Direktur Utama AP I Faik Fahmi, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: Honda Fokus Kembangkan Teknologi Baru, Mulai Taksi Udara hingga Roket Luar Angkasa
Sementara itu, dari sisi pengeluaran atau investasi, AP I telah menggelontorkan kurang lebih sekitar Rp 19,2 triliun untuk pembangunan dan pengembangan bandara nasional.
Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA) menjadi proyek yang paling banyak menghabiskan anggaran AP I. Tercatat proyek pembangunan bandara internasional itu menghabiskan anggaran sekitar Rp 12 triliun.