Investor Asing Gencar Akuisisi Bank di Indonesia, Jelang Akhir 2021 Dominasinya Semakin Kuat
Setelah memburu bank besar hingga bank menengah, belakangan ini bank kecil juga menjadi incaran para pemodal dan investor asing.
Editor: Muhammad Zulfikar
“Idealnya memang susah karena kondisinya tidak banyak investor lokal yang mau berinvestasi di bank digital yang belum tahu ke depannya bakal seperti apa. Apalagi, bank BUKU I dan II itu, modal seret, tingkat kesehatan biasa saja, sedangkan rasio kredit bermasalah tinggi, dan susah ekspansi,” ujar Amin.
Baca juga: Bank Mandiri Taspen Jual Efek Reksa Dana ke Pensiunan, Mulai dari Rp 50 Ribu
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menyatakan regulator tidak mendikotomikan kepemilikan asing dan non asing terhadap bank di Indonesia. Bagi OJK, paling penting pihak tersebut harus mampu menyangga kinerja perbankan secara berkelanjutan dan mampu mendorong penguatan bank.
Baik melalui skema konsolidasi, peleburan, penggabungan ataupun pengambilalihan. Toh, OJK ingin pada akhirnya perbankan mampu berkontribusi pada perekonomian.
“Terkait dengan sinyal bahwa bank kecil lebih memilih investor asing, dalam pandangan OJK ini semata-mata masalah pertimbangan bisnis dan bukan masalah asing dan non asing. OJK tentunya akan melakukan fit and proper kelayakan investor manapun untuk menopang sustainability bank, tidak melihat apakah dia asing dan non asing,” jelas Sekar kepada Kontan.co.id pada Rabu (8/12).
Namun konsolidasi di perbankan dalam negeri tetap terjadi. Hal ini dilakukan oleh Mega Corpora yang merupakan subholding CT Corpora milik konglomerat Chairul Tanjung, pas sektor keuangan. Perseroan memiliki 14 entitas anak, dimana lima di antaranya bergerak di bidang usaha perbankan. Mereka yakni PT Bank Mega Tbk., PT Bank Mega Syariah, PT Bank SulutGo, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, dan PT Allo Bank Indonesia Tbk.
Baca juga: Grup Emtek Siap Caplok Bank Fama, Akuisisi Ditargetkan Rampung Akhir Tahun
Akuisisi Bank Semakin Semarak Jelang Akhir 2021
Minat investor untuk memiliki bank di Indonesia masih sangat besar, termasuk dari investor asing. Selain karena margin perbankan di Tanah Air yang masih bagus, digitalisasi juga jadi faktor yang mendorong tingginya minat tersebut.
Setelah Emtek Group mengumumkan masuk ke perbankan dengan mengakuisisi 93% saham Bank Fama Internasional, investor asal Hong Kong, WeLab, kini juga ikut hadir dengan mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ).
Bank-bank mini tersebut bakal disulap menjadi bank digital. Namun, belum ada konfirmasi apakah operasional bank-bank di tangan investor barunya ini akan sepenuhnya digital atau fully digital.
Baca juga: Fokus pada Digitalisasi, Kinerja BSI Pasca Merger Semakin Solid
Mengutip TechCrunch, Selasa (7/10), WeLab telah mengakuisisi 24% saham BBJ dan akan mengakuisisi mayoritas saham bank itu lewat konsorsium yang dinamakan WeLab Sky setelah mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). WeLab memimpin konsorsium WeLab Sky dan mengumpulkan dana US$ 240 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun untuk mendanai akuisisi BJJ dan pengembangan teknologi di bank tersebut.
WeLab sebelumnya telah mendirikan bank digital di Hong Kong. Perusahaan fintech ini sebelumnya sudah masuk ke Indonesia lewat pembentukan perusahaan patungan dengan Astra Group yakni PT Astra WeLand Digital Arta (AWDA) sejak April 2018.
Saat Kontan.co.id mengkonfirmasi apakah Astra lewat kolaborasi dengan WeLab akan kembali ke bisnis perbankan setelah lepas dari Bank Permata, Head of Investor Relations Astra International Tira Ardianti tidak menampik maupun mengiyakan.
Namun, dia mengatakan fokus strategi bisnis Astra saat ini memang memperkuat posisi perusahaan sebagai penyedia layanan finansial ritel di Indonesia. Astra juga selalu terbuka menjajaki peluang bisnis yang dapat memberikan prospek jangka panjang yang menjanjikan.
"Kami secara berkala melakukan review atas strategi bisnis Group Astra. Dalam mengambil keputusan, tentu senantiasa memperhatikan kepentingan terbaik seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham kami," ujarnya, Selasa (7/12).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.