PLN Alirkan Setrum untuk 3 Proyek Infrastruktur Kelistrikan Jakarta Barat
PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melangsungkan pemberian tegangan (energize) pada tiga proyek Jakarta Barat.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) melangsungkan pemberian tegangan (energize) pada tiga proyek di area Jakarta Barat.
Ketiga infrastruktur kelistrikan tersebut adalah Extension 2 Line Bay Gas Insulated Substation (GIS) 150 kV Grogol, Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Grogol – Tomang, dan GIS 150 kV Tomang.
General Manager PLN UIP JBB Ratnasari Sjamsuddin menyampaikan bahwa ketiga proyek ini akan memperkuat sistem kelistrikan, khususnya di Jakarta Barat.
Proyek tersebut akan menyokong ketersediaan listrik ke pelanggan bisnis dan rumah tangga yang sudah mulai tumbuh kembali.
Baca juga: Perkuat Area VIP Ibukota, PLN Salurkan Tegangan Dua Proyek di Kebon Sirih
“Dengan resminya pemberian tegangan terhadap 3 infrastruktur ini, sistem kelistrikan di Ibukota terutama kawasan Jakarta Barat akan semakin andal,” imbuh Ratna, sapaannya kepada wartawan, Jumat (10/12/2021).
Baca juga: Erick Thohir Copot Dirut PLN, Darmadi: Dirut Baru Harus Bawa PLN Jadi BUMN Inklusif
Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini tak lepas dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
Seperti Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol yang berada di dalam lokasi eksisting GIS 150 kV Grogol, ketika dilakukan penyambungan ekstension 2 Line Bay arah Tomang harus melakukan pemadaman total pada 1 Gardu Induk (GI).
Baca juga: Pesan Erick Thohir ke Dirut Baru PLN Darmawan Prasodjo
Hal tersebut tidak mungkin dilakukan karena 2 trafo yang ada digunakan untuk menyuplai listrik di kawasan bisnis seperti Mall Taman Anggrek, Mall Ciputra, dan termasuk sebagai cadangan listrik di wilayah Ring 1.
“Kami berdiskusi dengan unit-unit terkait untuk mencari solusi agar penyambungan ekstension 2 Line Bay tidak mengganggu suplai kelistrikan,” terang Ratna.
Solusi yang dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan melakukan lompatan (jumper) dari SUTT 150 kV Grogol - Grogol Baru secara langsung ke trafo dengan banyak perubahan proteksi agar tidak terjadi pemadaman.
Setelah terhubung, barulah GI tersebut dapat dipadamkan dan dilakukan pekerjaan untuk Ext. 2 Line Bay.
Di sisi lain, pembangunan GIS 150 kV Tomang dilaksanakan dengan menggunakan teknologi baru untuk mendukung optimalisasi pemanfaatan lahan di area yang terbatas.
GIS ini merupakan GI Radial yang menjadikan GIS 150 kV Grogol sebagai suplai satu-satunya, dan dihubungkan melalui SKTT 150 kV Grogol - Tomang sepanjang 4,089 kilometer.
Tujuan pembangunan Ext. 2 LB GIS 150 kV Grogol dan GIS 150 kV Tomang adalah untuk pembagian beban (load sharing) dengan GI 150 kV Kebon Jeruk dan GIS 150 kV Grogol.
Beban trafo yang sebelumnya tinggi nantinya akan berkurang dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan lebih baik.
"Karena tingginya beban trafo yang ada di GI ini, menyebabkan sulitnya melakukan pemeliharaan, sehingga kondisi instalasi menjadi tidak sehat,” papar Ratna.
Pembangunan ketiga proyek ini menelan biaya Rp 324,4 miliar.
Seluruh proyek tersebut juga memasukkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yakni sebesar 93,15 persen untuk Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol, sedangkan untuk GIS 150 kV Tomang mencapai 64,82 pesswn, dan 87,11 persen untuk SKTT 150 kV Grogol - Tomang.