Tugas Berat Bank Digital, Bukan Hanya Kerek Valuasi Tapi Ikut Tingkatkan Ekonomi
Perlakuan terhadap perbankan yaitu digital dan konvensional oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidakberbeda.
Editor: Hendra Gunawan
Budi benar. Nu Bank dan Kakaobank, dua role model bank digital berangkat dari ekosistem yang kuat, loyal dan milik sendiri.
Baca juga: Pertemuan FCBD di Bali Bahas Desain Mata Uang Digital
Nu Bank acap disebut-sebut bank digital Indonesia karena salah satu investor Nu Bank juga berinvestasi di Indonesia.
Tapi sayang, langkah Nu Bank belum diikuti bank digital Indonesia.
Nu Bank membangun sendiri credit score nasabah. Sehingga bisa memberikan bunga kredit lebih murah dengan tetap menjaga risiko.
Sedangkan Kakaobank awalnya aplikasi percakapan yang amat populer di Korea Selatan, Kakaotalk.
Selama tujuh tahun Kakaotalk berhasil menjaring pengguna yang loyal.
Kini 90% penduduk Korea Selatan adalah pengguna Kakaotalk. Setelah solid, barulah mendirikan Kakaobank.
Dengan mengacu Nu Bank dan Kakaobank, sebetulnya bank digital bisa memaksimalkan teknologi yang mereka miliki.
Boleh-boleh saja sekarang menggandeng fintech atau multifinance.
Tapi jangan keasyikan mendongkrak valuasi.
Ke depan jangan lupa memperluas inklusi keuangan seperti Nu Bank yang membikin credit score, dan memberikan bunga murah. Sehingga mendorong ekonomi negeri. (Maizal Walfajri)