WNI Curhat Diskriminasi Karantina, Menunggu Berjam-jam hingga Nginap di Parkiran Wisma
Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 15 Desember 2021 pukul 14.30 WIB. Lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya satu-dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang kesal dengan layanan karantina terpusat yang disediakan pemerintah.
Sejumlah WNI mengkritik layanan karantina yang disediakan oleh pemerintah.
Clara Monolga, mahasiswi yang baru pulang dari Jerman mengaku mengalami diskriminasi karantina.
"Bagi para WNI yang mau pulang dekat-dekat ini dan akan dikarantina di wisma. Siapkan kesabaran banyak karena sekarang lagi banyak penumpukan bus di depan karantina Pasar Rumput," curhat Clara dikutip Tribun Network dari Backpacker Internasional, Senin (20/12/2012).
Ia bercerita dibuat lama menunggu tanpa kepastian oleh petugas layanan karantina.
Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta tanggal 15 Desember 2021 pukul 14.30 WIB.
Baca juga: Satgas Covid-19 Tanggapi Video Viral Biaya Karantina di Hotel Mahal, Tembus Rp 19 Juta
Lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus pukul 18.45 WIB.
Artinya, empat jam lebih Clara digantung karena cukup banyak WNI yang kembali ke Indonesia.
Sesampainya di parkiran, para WNI tidak bisa langsung turun karena menunggu kesediaan kamar.
"So semalaman kami ada delapan bus yang menginap di parkiran wisma. Bus saya berada di posisi kedua," tukasnya.
Ia tidak mengetahui pasti total ada berapa bus yang mengular karena info yang didapat dari petugas bahwa kamar karantina penuh.
Fasilitas karantina dari pemerintah ini gratis tanpa biaya sepeserpun sehingga harus bergantian.
Riza Nasser, satu di antara WNI yang menjalani karantina sempat ditawari karantina berbayar di hotel.