Tekan Impor Produk Turunan Petrokimia, Kapasitas Produksi Paraxylene Digenjot
Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) terus bergerak maju.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengembangan industri petrokimia nasional melalui PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) terus bergerak maju.
Langkah strategis pengembangan TubanPetro bersama anak-anak usaha, akan menjadi jawaban atas persoalan masih tingginya impor bahan petrokimia yang menjadi salah satu ganjalan bagi neraca perdagangan Indonesia.
Salah satu proyek pengembangan yang berjalan yaitu Proyek Revamping Aromatik. Pada 20 Desember, PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), anak usaha TubanPetro, telah menyelesaikan Outside Battery Limit (OSBL) Proyek Revamping Aromatik.
Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, menjelaskan bahwa revamping Kilang TPPI adalah salah satu milestone penting dari serangkaian langkah-langkah yang disepakati dalam Perjanjian antara Menteri Keuangan Republik Indonesia dan PT Pertamina (Persero) pada Agustus 2018, dalam rangka pengembangan industri petrokimia nasional.
Baca juga: Sinergi dengan DPR, BPH Migas Dorong Banyumas dan Cilacap Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
’’Langkah tersebut diawali dengan pengambilalihan TubanPetro oleh Menteri Keuangan dan Pertamina, peningkatan kepemilikan saham di TPPI dan sekaligus memberikan tambahan modal utk peningkatan kapasitas kilang serta inisiasi beberapa proyek pengembangan pada anak perusahaan TubanPetro lainnya,’’ ucap Sukriyanto dalam keterangannya, kemarin.
Disampaikan Sukriyanto, TubanPetro berkomitmen penuh untuk mengelola proyek kilang Aromatik guna menurunkan impor produk turunan petrokimia.
Melalui Proyek Revamping Aromatik, TPPI akan mampu meningkatkan kapasitas produksi Paraxylene dari 600 ribu menjadi 780 ribu ton setiap tahunnya dan juga meningkatkan kapasitas produksi Benzene dari 440 ribu menjadi 500 ribu ton per tahun.
Dalam penyelesaian OSBL berupa 5 unit tangki yang berfungsi tidak hanya untuk mendukung keseluruhan proyek Revamping Aromatik, namun juga dapat meningkatkan fleksibilitas operasional Kilang TPPI.
Baca juga: Gandeng Surveyor Indonesia, Pertamina Rosneft Tingkatkan TKDN di Kilang Tuban
Penyelesaian OSBL ini termasuk pembangunan 5 unit tangki, lengkap dengan sistem perpipaan, kelistrikan, instrumentasi dan safety.
Pembangunan OSBL yang telah selesai dan di-commissioning terdiri dari 3 tangki kapasitas 40.000 kl, 1 tangki kapasitas 38.000 kl, dan 1 tangki kapasitas 15.200 kl.
Semuanya sudah mulai digunakan dalam operasi Kilang TPPI sejak 18 Desember 2021.
Untuk diketahui, pengembangan dari Kilang TPPI dibagi menjadi dua bagian utama. Pertama, Proyek Revamp TPPI guna memaksimalkan produksi Paraxylene.
Lalu, yang ke-dua adalah Proyek Olefin TPPI dimana dalam rancangannya mengintegrasikan kebutuhan Kilang Olefin dari Kilang TPPI existing dengan kilang-kilang Pertamina yang ada.
Dengan demikian, dapat meningkatkan keekonomian proyek dan juga Kilang TPPI.