The Fed Diramal Naikkan Suku Bunga 5 Kali, Bakal Berdampak pada Bank Sentral Negara Berkembang
Kebijakan pengetatan oleh The Fed berpeluang mendorong banyak bank sentral negara berkembang terpaksa mengikuti dengan menaikan suku bunga
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pejabat The Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) secara terbuka berbicara tentang kenaikan suku bunga secepatnya Maret 2022.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, di mana ada potensi kenaikan suku bunga The Fed sebanyak dua sampai 3 kali yakni 50 hingga 75 basis poin (bps) di 2022.
"Proyeksi The Fed yang baru memperlihatkan bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi 3 kali pada 2023 dan dua kali pada 2024," ujar dia melalui risetnya, Minggu (26/12/2021).
Baca juga: Sri Mulyani Pede Indonesia Mampu Bertahan dalam Menghadapi Tapering The Fed
Dengan demikian, ramalan kenaikan sebanyak 5 kali tersebut akan membuat kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi sebesar 2,1 persen hingga akhir 2024.
"Selain itu di 2022, mungkin dimulai penurunan balance sheet bank sentral pada pertengahan 2022," kata Hans.
Menurutnya, dampak The Fed memperketat kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga akan turut menyasar bank sentral negara berkembang.
Baca juga: Khawatirkan Omicron, Bank Sentral Thailand Pilih Pertahankan Suku Bunga
"Kebijakan pengetatan oleh The Fed berpeluang mendorong banyak bank sentral negara berkembang terpaksa mengikuti dengan menaikan suku bunga," pungkas Hans.