Harga Bahan Pangan Melonjak Tajam di Akhir Tahun
Di pasar tradisional harga cabai rawit merah naik menjadi di kisaran Rp125 ribu per kilogram, telur Rp31 ribu per kilogram
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah bahan pangan seperti cabai, telur, dan minyak goreng mengalami lonjakan harga di tingkat konsumen.
Penelusuran redaksi Tribunnews.com di pasar tradisional harga cabai rawit merah naik menjadi di kisaran Rp125 ribu per kilogram, telur Rp31 ribu per kilogram, minyak goreng lebih dari Rp40 ribu per dua liter.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan saat diminta tanggapan menjelaskan kenaikan harga bahan pangan dipengaruhi faktor tingginya curah hujan belakangan.
Ia menilai sejumlah komoditas telah terkena dampak seperti harga cabai rawit yang terus mengalami kenaikan.
"Bahan pokok lokal kemungkinan hingga di awal tahun depan perlu diwaspadai karena curah hujan yang masih cukup tinggi," ucap Oke, Kamis (23/12/2021).
Baca juga: Mendag dan Mentan Dapat Rapor Merah IKAPPI, Gagal Stabilkan Harga Telur, Cabai dan Migor
Selain cabai, Oke menekankan komoditas bawang juga mengalami kenaikan harga menjelang akhir tahun.
"Untuk harga beras, gula, dan daging cenderung stabil," pungkasnya.
Baca juga: Harga Cabai Rawit di Badung Bali Tembus Rp 95 Ribu per Kg
Kondisi pandemi virus corona(Covid-19 yang masih berlangsung juga memberi dampak pada kenaikan harga.
7 September 2021.
Di tanggal tersebut, ada seorang pria di Blitar, Jawa Timur membentangkan poster "Pak Jokowi bantu peternak beli jagung dengan harga wajar".
Pria itu berdiri di pinggir jalan menanti mobil rombongan Presiden Joko Widodo melintas pada Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Harga Telur Ayam di Pasar Pariaman Sumatera Barat Tembus Rp 50 ribu
Pria tersebut adalah peternak telur ayam yang mengeluhkan tingginya harga pakan.
Atas aksinya itu,petugas kepolisian menggelandang pria itu dan membawanya menggunakan mobil polisi.
18 Oktober 2021
Harga jagung kering sempat melambung di atas Rp 5.000 per kilogram. Hal ini membuat peternak ayam resah.
Tapi semahal apapun harga jagung, peternak tetap membelinya untuk pakan pokok ayam mereka. Peternak harus membeli jagung giling seharga Rp 5.400 sampai Rp 6.000 ke pedagang.
Baca juga: Inflasi Desember Diprediksi 0,49 Persen, Dipicu Harga Cabai Rawit dan Minyak Goreng
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi mengakui adanya disparitas harga jagung untuk pakan ternak antara Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan dengan realitas di pasaran.
HAP yang ditetapkan pemerintah Rp 4.500 per kilogram.
Baca juga: Menanti Langkah Pemerintah Terapkan Subsidi Minyak Goreng, Mampukah Menekan Tingginya Harga?
Menurutnya, perlu penyesuaian antara pengusaha pakan dengan peternak terkait harga pakan.
Ia bilang, peternak rakyat paling dirugikan karena biaya produksi yang membengkak namun telur tak bisa dijual di atas Harga Pokok Produksi (HPP).
"Sebenarnya permasalahan utama adalah bagaimana menyinkronkan persoalan antara pengusaha pakan baik besar maupun kecil, terhadap peternak-peternak rumahan yang memang dalam hal ini sangat dirugikan," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (20/9/2021).
8 Oktober 2021
Para peternak ayam pedaging dan petelur dari berbagai daerah menyatakan akan menggelar aksi protes di istana kepresidenan.
Itu menyusul polemik industri perunggasan di mana harga jual hasil peternakan unggas kerap berada di bawah harga acuan yang ditetapkan.
“Rencananya aksi 11 Oktober nanti di Istana Negara, ” kata Ketua Bidang Layer Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Leopold Halim, Jumat (8/10/2021).
Aksi protes ini merupakan buntut dari harga jual produk unggas yang memburuk dalam dua bulan terakhir.
Contohnya, harga telur di tingkat peternak kini dijual di kisaran Rp15.000 per kilogram (kg) atau di bawah harga acuan Rp19.000 per kg sampai Rp21.000 per kg.
20 Januari 2021
Pedagang daging sapi di wilayah Jabodetabek menggelar aksi mogok jualan selama tiga hari. Hal itu menyusul naiknya harga daging sapi segar.
Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga sapi bakalan asal Australia yang pada Januari 2021 menyentuh 3,9 dolar AS per kg bobot hidup dari 2,8-3 dolar AS per kg bobot hidup pada Juli 2020.
Mahalnya jarga daging lantaran stok daging yang biasanya didatangkan dari Australia terus berkurang dikarenakan negara kanguru lebih memilih menjual sapi kepada negara lain.
11 Januari 2021
Di tanggal ini bahan baku pembuatan tahu dan tempe yakni kacang kedelai langka di RI.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi angkat bicara mengenai permasalahan kacang kedelai sulit ditemukan di pasar.
Menurutnya, kacang kedelai menjadi permasalahan yang tidak mudah karena 90 persen lebih ketersediaannya di Indonesia adalah impor.
"Yang terjadi sekarang ini tingginya permintaan dunia terhadap kacang kedelai bersamaan dengan terganggunya cuaca maupun keadaan ekonomi di dunia," kata Mendag saat konferensi pers secara daring, Senin (11/1/2021).
Mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat ini menyebut harga kacang kedelai sekarang yakni 13 dolar AS per rumpunnya dan harga tersebut yang tertinggi dalam enam tahun terakhir.
Lutfi menerangkan beberapa pemicu permasalahan langkanya kacang kedelai yang terjadi sehingga menyebabkan lonjakan harga.
"Pertama karena gangguan cuaca el nina di amerika latin yang menyebabkan lahan basah di Brasil dan Argentina kemudian diperparah dengan Argentina yang mengalami pemogokan kalau dulu di sektor distribusi, sekarang di pelabuhan. Jadi yang satu berhenti yang satu mulai, satu mulai yang satu berhenti, ini menjadi suatu gangguan tersendiri dari Argentina," tukasnya.
Adapun diketahui proses pengiriman kacang kedelai dibawa dari Argentina ke Brasil untuk pengapalan ocean going.
"Jadi inilah permasalahan logistik dan suplai (yang menyebabkan langkanya kacang kedelai)," ucap Mendag Lutfi.