Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pedagang Pasar: Kalau Saya Presiden, Mendag Sudah Saya Ganti

"Minyak goreng joget-joget malah digendangin sama dia. telor naik didiemin. Kalau saya presiden, sudah dari kemarin-kemarin saya ganti itu Mendag."

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Pedagang Pasar: Kalau Saya Presiden, Mendag Sudah Saya Ganti
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Aktivitas pedagang telur di Pasar Klender Jakarta, Selasa (5/1/2021). TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Biasanya, faktor yang membuat harganya cukup tinggi ialah cuaca dan permintaan yang tinggi namun supply dan demand tidak seimbang.

"Kami pun berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun," imbuhnya.

Komoditas lainnya, yakni telur. Telur yang biasanya harganya Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu, hari ini tembus di angka Rp 30 ribu di pasar.

Di Pariaman Tembus Rp 50 Ribu/Kg

Berdasar pantauan, harga telur ayam ras di luar Jawa juga melonjak sangat tinggi. Di Pasar Pariaman, Sumatera Barat, misalnya, harga telur ayam tembus harga Rp 50 ribu per papan,  Senin (27/12/2021).

Harga telur ayam telah mengalami kenaikan seminggu terakhir.

"Pekan lalu harganya Rp 43 ribu, sedangkan hari ini sudah Rp 50 ribu," ujar seorang pedagang di Pasar Pariaman, Gusniati (47) kepada TribunPadang.com.

BERITA TERKAIT

Dampak lonjakan harga telur ini, penjualan pedagang pun cenderung menurun.

Pedagang telur, Eeng Suhendar (56) akan menimbang telur ayam yang dipesan pembeli di kiosnya di Pasar Kosambi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Bandung, Jumat (13/7/2018). Harga telur ayam di pasar tradisional di Kota Bandung melonjak hingga menembus rekor tertinggi di tahun 2018. Di Pasar Kosambi, harga telur ayam saat ini Rp 28.500 per kg, jauh lebih mahal dibanding saat menjelang Lebaran yang hanya berkisar Rp 24.000 - Rp 25.000 per kg. Kenaikan harga di luar kewajaran ini berdampak pada menurunnya omzet penjualan hingga 40 persen per hari. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Pedagang telur, Eeng Suhendar (56) akan menimbang telur ayam yang dipesan pembeli di kiosnya di Pasar Kosambi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Seorang pedagang lontong di Kelurahan Jawi-Jawi II, Upiak mengatakan, akibat harga telur yang lebih mahal juga berdampak pada dagangannya.

Biasanya warung lontong sayur juga menyediakan pilihan tambahan sayur seperti telur, bakwan hingga sala Lauak khas Pariaman.

Upiak berujar bahwa saat ini harga telur di warung lontongnya naik menjadi Rp 3 ribu.

"Karena harga telur naik, maka satu butir telur bulat saya jual Rp 3 ribu, sebelumnya hanya Rp 2 ribu," kata dia.

Lebih lanjut, seorang pemilik warung di Desa Rawang, Rafki (49) mengatakan bahwa ia menjual satu butir telur ayam ras saat ini ialah Rp 2 ribu.

"Beli di pasar, satu papannya mencapai Rp 55 ribu," ujar Rafki.

Sebelumnya, kata dia, harga satu butir telur ayam yang ia jual hanya Rp 1.700 perbutir atau Rp 5 ribu untuk 3 butirnya.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menilai kenaikan harga ini adalah pencapaian yang buruk.

Diharapkan, kedepannya pemerintah dapat mengantisipasi naiknya harga telur dengan strategi design telur dan ayam yang lebih baik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas