Tahun Depan Bakalan Banyak Bank Besar Caplok Bank Kecil, Kenapa?
Aksi akuisisi dan merger di industri perbankan tak lepas dari kebijakan modal inti minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Editor: Hendra Gunawan
Sebelumnya, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK Slamet Edy Purnomo mengungkapkan, penambahan modal yang dilakukan bank kecil sebagian besar akan menggunakan pola dengan mendatangkan investor strategis.
Dalam memberikan izin akuisisi, dia bilang OJK lebih mengutamakan investor lokal terutama dalam mengambil alih bank berkinerja apik.
"Jangan sampai bank yang bagus ini dikasih ke asing. Itu tidak benar. Harus ada kerja bakti dululah kalau asing mau ambil," kata Slamet Edi, Selasa (15/12).
Terbaru, lanjut Slamet, konsolidasi strategis dengan investor lokal adalah akuisisi BNI terhadap PT Bank Mayora.
Sebelumnya, sudah ada bank besar yang terlebih dahulu mencaplok bank kecil diantaranya BCA yang mencaplok Bank Royal dan kini bertransformasi BCA Digital dan Grup Bank Mega mengambil alih Bank Harda.
Sejumlah bank yang baru saja mencapai modal inti Rp 2 triliun sudah bersiap-siap lagi untuk menambah modal tahun depan.
PT Bank Ina Tbk misalnya akan menggelar rights issue pada semester II 2022. Bank telah meraup Rp 1,18 triliun dari rights issue yang digelar pada awal Desember, sedangkan per September 2021 modal intinya sudah Rp 1,15 triliun.
Bank Sahabat Sampoerna yang juga sudah memenuhi modal inti Rp 2 triliun per November 2021 lewat injeksi modal dari investor pengendali dan masuknya beberapa investor dalam porsi kecil akan menambah modal lagi Rp 1 triliun tahun depan.
Emtek Group yang sudah merampungkan akuisisi 93% saham PT Bank Fama Internasional pada 22 Desember masih harus menambah modal bank itu mengingat modal intinya baru 1,02 triliun.
Adapun kesepakatan akuisisi yang terjadi tahun ini diantaranya akuisisi Bank Fama oleh Emtek Group, PT Bank Bisnis Indonesia Tbk yang dicaplok Kredivo, PT Bank Bumi Arta Tbk oleh Ajaib Group, Bank Kesejahteraan Ekonomi oleh Sea Group, dan Bank Jasa Jakarta diakuisisi WeLab Ltd.
Sedangkan tahun 2020, kesepakatan akuisisi diantaranya saham Bank Jago yang dibeli Gojek, Bank Harda diakusisi Chairul Tanjung dan saham Bank Bengkulu dibeli Chairul Tanjung. Adapun merger yang terjadi adalah antara Bank Interim dan BCA Syariah. (Dina Mirayanti Hutauruk)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.