Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Kemendag Uji Coba Subsidi, Pengusaha Warteg Tempuh Jalan Terakhir

Subsidi minyak goreng akan diberikan dengan menggunakan dana pungutan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Kemendag Uji Coba Subsidi, Pengusaha Warteg Tempuh Jalan Terakhir
Tribun Jabar/Handhika Rahman
Pedagang minyak goreng curah di Pasar Baru Indramayu, Jawa Barat. Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Kemendag Uji Coba Subsidi, Pengusaha Warteg Tempuh Jalan Terakhir 

Namun dana subsidi nantinya bukan menggunakan anggaran dari Bulog, melainkan berasal dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Soal besaran anggaran subsidi yang disiapkan, Yamto belum mengetahui secara detail.

Distribusi akan dilakukan lewat jaringan yang dimiliki Bulog hingga level kabupaten. Namun, Yamto menegaskan, rencana tersebut masih dalam proses pembahasan dengan lementerian dan lembaga terkait. Dus, Bulog belum dapat memberikan banyak detail informasi terkait rencana program tersebut.

Baca juga: Harga Minyak Goreng hingga Telur Melonjak Drastis, Pedagang Pasar Menjerit dan Anggap Tidak Wajar

"Ini baru pembahasan, ini baru pembicaraan teknis. Jadi bukan termasuk program 11 juta itu ya. Kita tunggu saja nanti dari pemerintah," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, terkait rencana penugasan tersebut Bulog tengah melakukan pendekatan dengan beberapa produsen minyak goreng. Upaya tersebut sebagai langkah menyikapi tingginya harga minyak goreng di pasaran.

"Pak Yamto dan lainnya menghubungi [produsen] termasuk saya juga menghubungi produsen," imbuhnya.

Lantaran komoditi tersebut bukanlah tugas pokok Bulog, maka Buwas sapaan akrab Budi Waswso mengatakan, diperlukan koordinasi dengan kementerian terkait dalam hal ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

Namun langkah mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga beli murah diakui tak mudah. Terlebih kebanyakan produsen saat ini telah membanderol produknya dengan harga yang cukup tinggi sesuai dengan kondisi pasar.

Berita Rekomendasi

"Sampai hari ini belum ada keputusan karena produsen-produsen yang kita dekati yang kemarin kita beli, mereka sudah tidak ada lagi stok karena barang sudah abis untuk ekspor. Jadi kalaupun mereka memproduksi hari ini dia akan harganya sesuai dengan harga sekarang," ungkap Buwas.

Harga tersebut tentu tak sejalan dengan komitmen Bulog dalam rangka stabilisasi harga untuk operasi pasar. Selama ini untuk komoditi minyak goreng Bulog telah menjalin kemitraan jauh-jauh hari dengan beberapa produsen dengan kesepakatan harga yang cenderung murah.

Baca juga: HET Sudah Ditetapkan, tapi Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Mendag Usul Ada Subsidi Negara

Pengusaha Warteg Siap Naikkan Harga

Para pengusaha warung tegal alias Warteg berancang-ancang menaikkan harga makanan jika harga bahan kebutuhan pokok seperti cabai, telur dan minyak goreng tetap mahal seperti sekarang.

Menaikkan harga menjadi pilihan terakhir yang akan diambil para pengusaha warteg anggota Komunitas Warung Tegal Nusan­tara (Kowantara).

Ketua Kowantara Mukroni mengatakan menaikkan harga jadi pilihan terakhir bila harga sembako yang melonjak pada momen libur Natal dan tahun baru tidak kunjung turun.

"Mungkin jalan terakhir ya menaikan harga menu. Risikonya bisa pelanggan enggan makan di Warteg, karena harga mahal," kata Mukroni saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Rabu (29/12/2021).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas