Kemenperin Apresiasi Dua IKM Alas Kaki Lokal yang Berhasil Tembus Ekspor
Kisah sukses kedua IKM ini diharapkan mampu membangkitkan semangat IKM lainnya untuk lebih lihai membaca peluang di pasar dalam dan luar negeri
Penulis: Lita Febriani
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai negara pusat produksi alas kaki terbesar ke-4 dunia, Indonesia memiliki potensi menjadi produsen sepatu lokal yang kompetitif di kancah global, dengan kualitas yang setara dengan merek-merek ternama dunia.
Terbukti dua produsen alas kaki lokal dapat merambah ke pasar global, di antaranya Sagara Boots dan Pijakbumi.
Keduanya merupakan mitra Badan Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo, unit pelaksana teknis di bawah binaan Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian.
Baca juga: Desa Devisa Bawa Produk Dalam Negeri Tembus Pasar Ekspor
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita, menyampaikan BPIPI menggandeng Sagara Boots dan Pijakbumi masuk ke dalam ekosistem pelaku industri alas kaki nasional lantaran berhasil menjadi contoh pelaku IKM alas kaki yang berkualitas.
"Kisah sukses kedua IKM ini diharapkan mampu membangkitkan semangat IKM lainnya untuk lebih lihai membaca peluang di pasar dalam dan luar negeri," tutur Reni Yanita, Jumat (31/12/2021).
Saat bertemu dengan para pendiri Sagara Boots dan Pijakbumi, Reni mengapresiasi prestasi Sagara Boots dan Pijakbumi yang telah mampu mematahkan stigma negatif produksi sepatu negara berkembang berkualitas buruk, dengan material jelek, dan desain yang kuno.
"Sagara Boots bahkan telah tembus menjadi sepatu boots kulit tier satu, yang setara dengan sepatu asal Jepang, Inggris dan Amerika Serikat. Sedangkan, produk Pijakbumi telah diekspor ke 20 negara di dunia," ungkapnya.
Kedua IKM alas kaki tersebut telah membuktikan bahwa brand sepatu lokal semakin inovatif, dengan desain yang mengikuti selera pasar terkini, serta tetap memerhatikan produksi ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Baca juga: LPEI dan Kadin Bersinergi Genjot Perdagangan Ekspor
"Bahkan, mereka mampu melayani permintaan secara custom atau sesuai selera konsumen. Dengan kualitas yang terbaik, kami optimistis brand lokal bisa lebih keren dan punya nilai jual tinggi dibanding brand luar yang ada di retail besar," jelas Reni.
Hingga kuartal III tahun 2021, total nilai ekspor alas kaki (kulit dan non-kulit) Indonesia mencapai 4,3 miliar dolar AS.
Sementara itu, total PDB industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mencapai Rp20 triliun atau tumbuh 7 persen (y-o-y) sampai pada kuartal III-2021.
Pendiri sekaligus pemilik Sagara Boots, Bagus Satrio mengungkapkan, semakin banyak media asing yang mengekspos kemampuan industri sepatu Indonesia dalam menghasilkan boots yang berkualitas, yang bisa bersaing dengan produk kelas dunia.
Oleh karenanya, produk sepatu lokal bisa dikenal masayarakat dunia.
"Kami tidak sembarangan memilih bahan baku, harus menggunakan bahan kulit yang terbaik. Selain itu, dengan kualitas kulit dan sol terbaik, sehingga harga boots kami bahkan lebih mahal dari produk Amerika. Kami menjual dengan harga sekitar Rp 6 juta," sebut Bagus.
Sagara Boots bisa menerima pesanan secara custom dan seluruh produksi sepatunya dilakukan secara manual dengan tangan.
"Tim Sagara pun menerapkan sistem waiting list sampai empat bulan lantaran tenaga kerja yang terbatas dan pesanan yang semakin membludak. Dalam sebulan kami hanya bisa menghasilkan 40-60 pasang sepatu. Di luar negeri, Sagara Boots diminati karena handmade, custom, dan kualitas kulitnya tinggi," imbuhnya.
Sedangkan Pijakbumi merupakan brand sepatu asal Bandung yang berciri khas eco friendly dengan bahan dari kulit natural dan ekstrak tumbuhan, salah satunya adalah dari serbuk kayu.
Baca juga: Nilai Ekspor Industri Manufaktur Pada 2021 Mengagumkan, Menperin: Lebih Tinggi dari 2019
Pijakbumi didirikan oleh Rowland Asfales dengan konsep orisinalitas desain, kearifan lokal, dan bahan material ramah lingkungan untuk mengurangi emisi karbon.
Dengan memadu padankan bahan baku pilihan, Pijakbumi mampu menghasilkan produk sepatu berkualitas.
Dalam produksi dan pemasaran, seringkali Sagara Boots maupun Pijakbumi terkendala oleh akses bahan baku impor dan modal untuk ekspor.
Selain itu, Pijakbumi juga sedang berupaya mengkalkulasi bahan eco friendly sebagai bahan utama sepatunya, agar bisnisnya lebih berkelanjutan.
"Kami berharap ada cara untuk mengkalkulasi penggunaan bahan ramah lingkungan untuk perusahaan inovatif, dan bisa mendapatkan pengurangan pajak terkait pengolahan industri yang berkomitmen mengurangi emisi karbon," kata Rowland.