Pasokan Batubara Capai 13,9 Juta Ton, PLN Pastikan Tak Ada Pemadaman
PT PLN (Persero) memastikan tidak ada pemadaman listrik untuk 10 juta pelanggan akibat krisis pasokan energi primer.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) memastikan tidak ada pemadaman listrik untuk 10 juta pelanggan akibat krisis pasokan energi primer.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan berupaya menjaga stabilitas pasokan energi primer khususnya batubara agar dapat memenuhi standar minimal 20 HOP (hari operasi) untuk seluruh pembangkit PLN maupun pembangkit listrik independen (independent power producer/IPP).
“PLN merasakan kebanggaan luar biasa bahwa dalam menghadapi krisis energi ini kami tidak dalam kesendirian. Seluruh kekuatan bangsa ini bergabung bahu membahu menunjukkan semangat juang dan kekompakan untuk mengatasi permasalahan ini secara permanen,” kata Darmawan dalam keterangannya, Rabu (5/1/2022).
Baca juga: PLN Krisis Batubara, Komisi VII: Jadi Katalisator Diversifikasi Sumber Energi Fosil ke EBT
Menurutnya, adanya kebijakan pemerintah terkait ketersediaan batubara untuk PLN dan dukungan dari para mitra kerja, membuat pasokan batubara mulai mengalir deras.
“Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan Bapak Presiden. Beliau turun langsung memberikan arahan yang jelas, berbasis pada filosofi bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” paparnya.
Ia menyebut, arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah sangat jelas, bahwa tidak akan ada pemadaman dalam skala apapun, sehingga untuk jangka pendek strategi PLN adalah upaya menghindari pemadaman.
Baca juga: Bahas Masalah Batubara, Erick Thohir Langsung Telepon Direktur Bukit Asam dan Kumpulkan Direksi PLN
"PLN harus memastikan 20 juta MT batubara untuk membuat ketersediaan batubara di pembangkit listrik dalam kondisi aman dengan minimal 20 hari operasi di Januari 2022. Jumlah itu terdiri dari, 10,7 juta MT dari kontrak eksisting dan 9,3 juta MT tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batubara ke level aman,” papar Darmawan.
Hingga hari ini, kata Darmawan, PLN sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batubara, di mana jumlah ini terdiri dari 10,7 juta MT kontrak eksisting PLN dan IPP, serta 3,2 juta MT kontrak tambahan.
"Upaya kami salah satunya adalah memaksimalkan batubara yang awalnya akan diekspor bisa dikirim ke pembangkit PLN," paparnya.
Darmawan mengungkapkan, solusi permanen dan jangka panjang terkait pasokan energi primer ke PLN sangat dibutuhkan, demi keandalan pasokan listrik ke masyarakat dan ketahanan energi nasional.
Sebagai langkah antisipasi ke depan, PLN akan melakukan kontrak jangka panjang dan perikatan volume dengan swing 20 persen.
Sementara harga batubara tetap akan mengacu pada regulasi pemerintah dengan skema kirim Cost, Insurance and Freight (CIF/beli batubara dengan harga sampai di tempat) atau skema Free on Board (FOB/beli batubara di lokasi tambang).
"Di tengah pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19, pasokan listrik yang andal sangat dibutuhkan. Untuk itu, PLN akan memastikan bahwa listrik tidak padam," ujarnya.