PLN Akan Direstrukturisasi, Bagaimana Nasib PLN Batubara?
Belajar dari kasus krisis pasokan batubara, pemerintah akan melakukan restrukturisasi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Belajar dari kasus krisis pasokan batubara, pemerintah akan melakukan restrukturisasi perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Restrukturisas yang dimaksud adalah pembentukan holding dan subholding PT Perusahaan Listrik Negara (persero) atau PLN.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, berkaca dari kebijakan larangan ekspor batubara yang berlangsung saat ini, terlihat jelas posisi Indonesia sebagai salah satu pemasok batubara utama untuk pasar internasional.
Baca juga: Indonesia Mau Ekspor Listrik ke Singapura, PLN dan KKP Koordinasi Tentang Penataan Ruang Laut
Dalam upaya mengoptimalkan pasar serta memperbaiki peta jalan energi, pemerintah pun juga berencana melakukan transformasi di PLN.
"Ini bukan berarti kita mau melakukan liberalisasi, kita mau transformasi untuk memastikan pelayanan kelistrikan lebih baik," ungkap Erick dalam Konferensi Pers Virtual, Rabu (19/1/2022).
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury menjelaskan, upaya pembentukan holding dan subholding di PLN bertujuan untuk mengoptimalisasi bisnis yang ada. Selain itu, ada tantangan kebutuhan pengembangan EBT ke depannya.
"Jadi kinerja bisa lebih transparan dan bagaimana pengembangan EBT-nya. Ini bagaimana ini semua bisa dilakukan sambil kita bisa transformasi memang salah satunya melalui pembentukan holding dan subholding di PLN," ungkap Pahala.
Baca juga: Pasokan Batubara Kembali Lancar, PLN Pastikan Tak Ada Pemadaman
Pahala menjelaskan, nantinya transformasi PLN bakal difokuskan pada target pengembangan lini bisnis yang ada seperti pembangkitan, transmisi.
Secara khusus, untuk transmisi pemerintah menilai ada peluang untuk pengembangan lanjutan. Indonesia dinilai punya peluang untuk mengekspor listrik ke negara lain.
"Ini dioptimalkan salah satunya dari sisi end to end value chain-nya," kata Pahala.
Lebih lanjut, untuk arahan saat ini maka fokus perdagangan akan dilakukan oleh PLN.
Akan tetapi, aspek logistik dan tambang yang telah dimiliki oleh PLN juga bakal tetap dikembangkan ke depannya melalui pengembangan pembangkit mulut tambang.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengungkapkan, transformasi PLN dilakukan demi menjawab tantangan krisis energi dan peluang pengembangan EBT.
"PLN harus berubah dari organisasi yang lambat, dari organisasi yang prosesnya kompleks menjadi organisasi yang lincah, dinamis agar tantangan ini bisa menjadi sebuah percepatan," jelas Darmawan.