Holding BUMN Pangan Dinilai Langkah Tepat Jaga Rantai Pasok Pangan dan Distribusi Harga
Said Abdullah mengatakan, pembentukan holding BUMN pangan baik karena semua masyarakat Indonesia mempunyai hak untuk terpenuhi pangannya.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Menteri BUMN Erick Thohir membuat Holding BUMN Pangan dengan sebutan ID Food dinilai sangat tepat, karena akan menjaga stabilitas pangan, distribusi hingga harga di Indonesia.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, pembentukan holding BUMN pangan ini sangat baik karena semua masyarakat Indonesia mempunyai hak untuk terpenuhi pangannya.
“Tentu saja kita perlu lihat apa tujuannya, kalau lihat kan memang pembentukan holding BUMN pangan ini untuk menjaga stabilitas pangan di Indonesia, tidak hanya konteks produksi namun juga distribusi sebenarnya sehingga harganya baik dan pangannya bisa diakses oleh semua masyarakat,” kata Said Abdullah kepada wartawan, Kamis (20/1/2022).
Menurut Said, praktik distribusi pangan di Indonesia selama ini dikuasai oleh perusahan-perusahan tertentu, hingga kenaikan dan turunnya harga itu berdasarkan keputusan mereka tanpa memikirkan masyarakat.
Baca juga: Diresmikan Erick Thohir, ID Food Jadi Nama Holding BUMN Pangan
Untuk itu, langkah Erick Thohir membentuk holding BUMN ini sangat tepat dalam menjaga rantai pasok pangan dan harga pangan.
“Pada titik itu saya kira sangat baik karena setiap warga negara punya hak untuk terpenuhi pangannya, dan kemudian selama ini yang terjadi adalah praktik distribusi penyediaan pangan seringkali dikuasai oleh beberapa sektor perusahaan-perusahaan tertentu yang kadang-kadang mempermainkan stok, mempermainkan harga dan lainnya. Tentu saja ini menjadi suatu langkah yang baik dalam menjaga stok dan ketersediaan serta harga,” ucapnya.
Dikatakannya, keberadaan holding BUMN pangan ini juga harus memberikan dampak positif kepada petani-petani kecil, serta menjamin kesejahteraan mereka, misalkan bertambahnya pendapatan mereka.
“Tentu saja kita berharap dari sisi produsen pangan misalnya, petani yang skalanya kecil itu kita berharap keberadaan holding pangan ini juga harus memberikan dampak yang positif, pada titik terutama misalnya pendapatan di produsen di petaninya. Tidak hanya soal ada tersedia bisa diakses oleh konsumen, jadi holding ini juga menurut saya harus mampu berdiri pada dua sisi-sisi produsen dan konsumen,” ujarnya.
“Bagaimana bisa menyeimbangkan kerja-kerja holding ini bisa memberikan manfaat yang lebih besar kepada petani, misalnya kan kalau di rancangannya setahu saya kemarin juga diuji dengan teman-teman Bappenas holding misalnya akan ambil barangnya selain dari kebun, sawah atau kebun yang punya BUMN kan bisa ambil dari masyarakat (petani), yang itu rancangannya sampai ke korporasi petani, disitu ambilnya di sana,” lanjutnya.
Olehnya itu, lanjut Said Abdullah kehadiran holding BUMN pangan ini mampu menjaga stabilitas harga pangan, terutama hasil jual petani harganya tidak dipermainkan oleh tengkulak, sebagaimana yang terjadi selama ini.
Baca juga: Luncurkan Nama Baru Holding Pangan, Erick Thohir Tak Ingin Hanya Simbolis: Harus Ada Hasil Konkret
“Menurut saya ini suatu hal yang baik, tapi tadi lagi-lagi jangan sampai holding nya jadi mengulang situasi yang selama ini dialami masyarakat, misalnya petani ketika jual ke tengkulak pedagang harganya ditekan, itu hal yang mungkin jadi warning bagi kita,” katanya.
Diharapkan Said Abdullah, keberadaan holding BUMN pangan ini tidak hanya menyelesaikan persoalan ketersediaan dan akses pangan dari sisi hilir, tetapi juga jadi instrumen penguat untuk meningkatnya kualitas hidup dan kesejahteraan petani.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir secara resmi meluncurkan ID Food untuk menciptakan transformasi ekosistem pangan yang terintegrasi dari hulu hingga hilir guna meningkatkan inklusivitas dan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan.
Kehadiran ID Food diharapkan dapat memperbaiki Ekosistem yang ada di BUMN mengenai supply chain antara grup pangan BUMN.
Holding BUMN pangan ini menggabungkan beberapa perusahan milik negara untuk bersinergi, seperti Himbara, PTPN, Perhutani dan PT pupuk.