IHSG Hari Ini Diprediksi Lanjutkan Penguatan, Saham Perbankan Layak Dicermati
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (21/1/2022) diperkirakan akan melanjutkan penguatan.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Jumat (21/1/2022) diperkirakan akan melanjutkan penguatan.
Penguatan IHSG juga diprediksi analis Indo Premier Sekuritas Mino. Mino memprediksi, IHSG akan menguat dengan level spport pada perdagangan hari ini ada di level 6.595 dan resistance di level 6.655.
"Sentimen positifnya berasal dari peluang berlanjutnya kenaikan harga komoditas dan keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan," kata Mino, Kamis (20/1).
Analis Phintraco Sekuritas Valdy juga memperkirakan IHSG hari ini bergerak menguat dengan support di level 6.550 dan resistance di 6.630. Secara teknikal, IHSG akan kembali menguji MA20 di kisaran 6.630-6.650.
Valdy juga sepakat keputusan BI mempertahankan suku bunga di 3,5% masih akan memberi sentimen positif.
Keputusan ini memicu penguatan nilai tukar rupiah sebesar 0,17% menjadi Rp 14.335 per dollar Amerika Serikat pada Kamis (20/1/2022) sore.
Baca juga: IHSG Dibuka Berseri Naik 0,16 Persen ke 6.602, Investor Asing Tebar Saham Inco, BRI dan Antam
Pada perdagangan sehari sebelumnya, IHSG akhirnya rebound pada perdagangan Kamis (20/1), setelah melemah tiga hari berturut-turut. Kemarin, indeks saham ditutup menguat 0,53% ke level 6.626,87 pada perdagangan Kamis (20/1/2022).
Dalam tiga hari perdagangan sebelumnya, IHSG secara akumulasi tercatat merosot 1,52% ke posisi 6.591,98. Meski berbalik menguat, kemarin asing melakukan aksi jual dengan harga net sell sekitar Rp 82,30 miliar.
Baca juga: Sebanyak 54 Emiten IPO di 2021 dengan Total Nilai Rp 62,61 Triliun
Kemarin, Bank Indonesia mempertahankan 7-day-RR di level 3,50%. BI menjelaskan, kebijakan di tahun ini diarahkan untuk menjaga stabilitas dan tetap mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional.
BI memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini dapat mencapai 6%-8%.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengestimasi pertumbuhan kredit tahun ini berada di angka 7,5%, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit 2021 yang sebesar 5,2%.
"Hal-hal tersebut menjaga optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi Indonesia di tengah risiko peningkatan kasus Covid-19 dan pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed," tutur Valdy.
Untuk perdagangan Jumat (21/1), Valdy menjagokan saham bank, terutama BBCA, BBNI, BBRI dan BMRI. Sementara Mino merekomendasikan ADRO, BMRI, MAPI dan MDKA.
Laporan Reporter: Nur Qolbi | Sumber: Kontan