Mentan Sebut Cuaca Ekstrem Bakal Ganggu Produksi Pangan Nasional
Syahrul Yasin Limpo menyebut tantangan produksi pangan nasional pada saat ini yaitu kondisi cuaca ekstrem seiring adanya perubahan iklim.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut tantangan produksi pangan nasional pada saat ini yaitu kondisi cuaca ekstrem seiring adanya perubahan iklim.
"Cuaca ekstrem ini akan menghantam seluruh dunia, bahkan cuaca ini bagian hambatan yang luar biasa dalam produktivitas kita," kata Syahrul saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (24/1/2022).
Baca juga: Stok Melimpah, Mentan Prediksi Harga Beras akan Bergejolak
Menurutnya, cuaca ekstrem akan membuat produktivitas pertanian di berbagai daerah akan berdampak secara tidak linear, tidak mudah diprediksi, dan membuat produksi tidak berkelanjutan.
"Oleh karena itu, kami sudah menyampaikan ke bapak presiden bahwa relaksasi dalam mengalihkan Litbang menjadi sangat penting. Kita tidak boleh spekulasi menghadapi perubahan iklim yang ada," tutur Syahrul.
Baca juga: Mentan Ingin Singkong Naik Kelas, Pengembangan Harus Dikerjakan dari Hulu Hingga Hilir
Keberadaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sangat diperlukan, seiring dibutuhkannya varitas baru, varitas yang tahan air, dan varitas yang dapat bertahan jika air hilang.
"Ini jadi tantangan tersendiri, yang harus dihadapi secara bersama," ucapnya.
Di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin tinggi, Syahrul menyebut alokasi anggaran pemerintah untuk menjaga produksi padi nasional terus menurun.
Dari semula sekitar Rp 5 triliun pada lima tahun yang lalu, menjadi hanya sekitar Rp 1,74 triliun saat ini.
"Meski anggaran turun, kami akan terus dorong penggunaan KUR (kredit usaha rakyat)," paparnya.