Minyak Goreng Raib di Minimarket, Warga Kesulitan Mendapatkannya, Pemerintah Dianggap Salah Strategi
Meskipun pemerintah menjamin minyak goreng Rp 14.000/liter tersedia di pasar modern, pada kenyataan tak sesuai janji.
Editor: Hendra Gunawan
Seperti yang diketahui, saat ini banyak stok minyak goreng murah di Alfamart maupun Indomaret yang ludes diserbu pembeli.
Hal ini terjadi karena aksi panic buying dari warga.
Warganet juga membagikan aksi masyarakat yang menyerbu Indomaret maupun Alfamart untuk memborong minyak goreng tersebut.
Salah satu unggahan yang menunjukkan aksi memborong minyak goreng di Indomaret diunggah oleh akun @dendrophiless.
Meski demikian, program harga minyak goreng Rp 14.000 ini sebenarnya tak hanya bisa didapatkan di Indomaret.
Namun juga bisa didapatkan di sejumlah ritel modern yang lain.
Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang mengatakan bahwa kebijakan harga minyak goreng satu harga dimulai dari ritel modern yang menjadi anggota Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
Selain itu, Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey Roy juga mengatakan hal serupa.
"Kami menyediakan minyak goreng baik kemasan sederhana maupun premium dengan ukuran mulai per satu liter dijual dengan harga yang sama, yakni Rp 14.000, menggunakan stok atau persediaan minyak goreng yang ada saat ini di setiap gerai/toko sambil menunggu pasokan minyak goreng dari distributor dan produsen yang telah mendapat penugasan pemerintah," ujarnya sebagaimana dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu 19 Januari 2021.
Daftar ritel minyak goreng Rp 14.000
Berikut ini, sejumlah ritel anggota Aprindo selain Indomaret dan Alfamart untuk mendapatkan minyak goreng Rp 14.000:
TipTop
Papaya Fresh Galery
Tomang Tol Swalayan
Naga Pasar Swalayan
Hypermart
Lotte Mart
Super Indo
Strategi Marketing Pemerintah Salah
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai pemerintah telah salah menjalankan strategi dalam menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter, sehingga terjadi panic buying di masyarakat.
"Ini merupakan bentuk kesalahan strategi marketing pemerintah dalam membuat kebijakan publik, dan kegagalan pemerintah dalam membaca perlaku konsumen Indonesia," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tutus Abadi, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, dari sisi konsumen, perilaku panic buying juga merupakan fenomena yang anomali dan cenderung sikap yang egoistik, hanya mementingkan kepentingannya sendiri.
"Terkait hal ini, menurut keterangan Aprindo, stok minyak satu harga makin menipis. Seharusnya pemerintah membatasi pembelian, misalnya konsumen hanya boleh membeli satu bungkus per satu liter saja," tuturnya.
Tulus pun menyebut, YLKI menduga intervensi pemerintah dalam menyediakan harga minyak goreng tidak akan efektif, seiring adanya kesalahan strategi.
"Tidak menukik pada hulu persoalan yang sebenarnya, yakni adanya dugaan praktik kartel di pasar minyak goreng," ujar Tulus.
Diketahui, pemerintah telah menerapkan kebijakan minyak goreng satu harga Rp 14 ribu per liter sejak 19 Januari 2022 hingga enam bulan ke depan, dengan menyiapkan 1,2 miliar liter minyak goreng. (Tribunnews.com/Tribun Jakarta/Tribun Jateng/Kompas.com)