Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Dukungan Teknologi Digital Bantu Pengelola Destinasi Wisata Optimalkan Revenue

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyarankan operator venue agar menerapkan sistem reservasi dan mengacu pada protokol yang telah ditetapkan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Dukungan Teknologi Digital Bantu Pengelola Destinasi Wisata Optimalkan Revenue
Tribunnews.com/Fauzi nur
Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno saat melakukan tinjauan kerja ke tempat wisata, Taman Margasatwa Ragunan, Sabtu (1/1/2022). Dukungan Teknologi Digital Bantu Pengelola Destinasi Wisata Optimalkan Revenue 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di penghujung 20211 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyarankan operator venue agar menerapkan sistem reservasi dan mengacu pada protokol yang telah ditetapkan.

Surat edaran Kemenparekraf  tersebut juga menetapkan bahwa tempat wisata, taman rekreasi dan tempat hiburan lainnya yang memiliki manajemen pengelolaan dapat diizinkan beroperasi dengan kapasitas maksimal yang ditentukan Pemerintah.

Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia memiliki hampir 3.000 destinasi wisata-rekreasi pada 2019. Sayangnya, belum semuanya terdigitalisasi.

Baca juga: Melihat Isi Agro Edu Wisata di Cilangkap, Tempat Gubernur Anies Panen Buah Golden Melon

Menanggapi edaran tersebut, Sammy Ramadhan, Co-founder & CEO GOERS, perusahaan penyedia solusi teknologi terintegrasi untuk manajemen pengelolaan reservasi, kunjungan dan ticketing bagi destinasi wisata-rekreasi mengatakan, digitalisasi merupakan kunci agar destinasi wisata-rekreasi dapat beroperasi sesuai regulasi Pemerintah dengan tetap menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung.

Karena itu pihaknya menyiapkan GOERS Experience Manager (GEM) Solution, teknologi untuk membantu
pengelola destinasi meningkatkan pendapatan dan beroperasi guna membantu Pemerintah mengakselerasi pemulihan sektor pariwisata nasional.

Solusi ini bisa digunakan pada bisnis taman wisata waterpark, taman hiburan, galeri, museum hingga tempat wisata alam & buatan. "GEM Solution tidak hanya membantu mitra kami beradaptasi dengan perubahan regulasi dengan cepat, tetapi juga membantu memaksimalkan potensi pendapatan mereka,” ujar Sammy Ramadhan, dalam keterangan pers tertulis, Senin (31/1/2022).

Berita Rekomendasi

Sammy menjelaskan, menggunakan sistem pengelolaan manual memiliki pilihan pembayaran yang terbatas dan sangat rentan terhadap kebocoran data & keuangan karena human error, kebocoran kunjungan karena pemalsuan tiket serta keterbatasan dalam memonitor jumlah pengunjung.

"Manajemen pengelolaan digital yang terotomasi dan mandiri, seperti GEM Solution, memungkinkan operator destinasi wisata-rekreasi untuk memiliki sistem penjualan online dan onsite, penanganan kunjungan hingga promosi yang terotomasi, efisien dan akurat," kata dia.

Solusi ini diklaim mampu mengurangi kerumunan dan mencegah over kapasitas sehingga destinasi tetap dapat beroperasi sesuai dengan peraturan dan pedoman CHSE yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Revenue mitra berpotensi meningkat hingga 180 persen.

"Sebagian besar mitra kami mengalami peningkatan kunjungan hingga 80 persen dalam 3 bulan pertama,” bebernya.

Baca juga: Terobosan Baru China, Tawarkan Perjalanan Wisata Suborbital Keluar Angkasa

Ada lima fitur utama di GEM Solution, yaitu solusi ticketing dan reservasi dengan berbagai opsi sistem pembayaran; validasi tiket dan crowd control; point of sale tiket, ritel dan dining; akses data lebih mudah, real-time dan satu pintu bagi pengelola destinasi wisata-rekreasi, dan promotion tools dengan kode voucher dan email blast.

Pihaknya telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 50 destinasi wisata-rekreasi seperti Taman
Impian Ancol, Go! Wet Grand Wisata Bekasi, Faunaland Ancol, Dunia Fantasi Ancol dan Rumah Atsiri Indonesia.

Menurut Anggita Widyananda Nugraha, Communication and Partnership Lead, Rumah Atsiri Indonesia, GEM Solution membantu operasional perusahaannya dalam menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi yang sangat cepat dan meningkatkan akurasi data pencatatan kunjungan di venue
kami hingga 90 persen.

Jika sudah terdigitalisasi, maka destinasi akan lebih mudah ditemukan dan berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di Indonesia. Hal ini selaras dengan rencana Kementerian Parekraf untuk memacu kunjungan wisatawan dan mengakselerasi pemulihan sektor pariwisata nasional,” pungkas Niki Tsuraya Yaumi, Co-founder & COO, GOERS.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas